METROPOLITAN.id - Ketua DPC PDIP Kabupaten Bogor Raden Bayu Syahjohan mengaku prihatin melihat sistem kepemimpinan yang terjadi di Kabupaten Bogor, hingga saat ini dan kedepannya masih banyak PR yang harus di selesaikan dengan baik.
Bayu menyebutkan diantaranya dari sektor Pendidikan, kesehatan, infrastruktur yang hingga saat ini masih banyak persoalan mengenai perawatan yang tidak profesional.
Baca Juga: Silpa Kota Bogor 2022 Tembus Rp161 M, Bima Arya : Turun 55 Persen Dibanding 2021
“Infrastruktur di wilayah lain 5-6 tahun baru perawatan, di Kabupaten bogor 3-6 bulan sudah rusak lagi. Mungkin karena ada perjanjian kontraktor untuk pemeliharaan tapi nanti kalau kontraknya abis rusak lagi itu jalannya,” kata Bayu.
“Dari tahun ke tahun saya lihat kualitas pembangunan, saya malu melihatnya,” sambung dia.
Baca Juga: Bima Arya Ngaku akan Pelototi Revitalisasi Pasar Jambu Dua Sama Seperti Pembangunan Jembatan Otista
Bayu juga menjabarkan beberapa pembangunan di Kabupaten Bogor yang menurutnya tidak dijalankan dengan baik sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan.
“Contoh ya, dengan biaya yang cukup mahal meskipun itu BUMD bikin hotel di Cibinong begitu dilihat kaya bangunan apartemen yang rusun, kemudian bikin sarana olahraga yang standar nasional itu Stadion pekansari setelah satu tahun pagernya udah pada karatan semua,” bebernya.
Tidak hanya itu, menurut Bayu pembangunan kantor-kantor dinas di Kabupaten Bogor juga perlu perhatian khusus dalam segi pembangunan dan perawatannya.
“Bikin kantor dinas-dinas jelek semua itu bangunan, dicat tiap tahun tapi rusak lagi kenapa si nggak sekalian yang bagus dan tahan lama yang aga mahal dikit. Padahal mungkin harga belinya harga yang mahal tapi kualitasnya engga,” ujarnya.
Baca Juga: Lestarikan Budaya Sunda, Kota Bogor Kini Punya Perda Pemajuan Kebudayaan Daerah, Ini Isinya
Selain itu, Bayu juga membahas dari segi pelayanan di Kabupaten Bogor yang dinilai tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
“Kalau saya terpilih menjadi kepala daerah (Bupati) tidak boleh ada lagi tuh orang yang sulit dihubungi karena saya merasakan betul pahitnya. Mulai dari petingginya, kepala bidang, kepala bagian dan lain-lain,”ucapnya.