METROPOLITAN.ID - Menjelang Pemilu 2024, berbagai lembaga survei melakukan survei terbaru terkait calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).
Lembaga Survei Algoritma merilis hasil jajak pendapat survei terbaru Cawapres pilihan masyarakat.
Hasilnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menduduki peringkat pertama dengan suara terbanyak.
Baca Juga: Anies Baswedan Bakal Umumkan Cawapres Sepulang Ibadah Haji, Benarkah Inisial A?
Mengutip Suara.com, Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana memaparkan survei yang dilakukan periode Juni 2023 ini, Sandiaga memperoleh suara 11,3 persen.
Pada posisi kedua, ada Ketua Umum PSSI Erick Thohir 10,3 persen dan Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD 8,8 persen.
Angka ini sangat dinamis karena jika dibandingkan dengan Desember 2022. Di mana urutannya adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 11,8 persen, Sandiaga Uno 7,4 persen, dan Erick Thohir 6 persen.
"Kami melihat Sandiaga Uno momentumnya menguat signifikan, Ridwan Kamil mulai kehilangan akselerasinya yang sempat luar biasa, dan Mahfud MD muncul memikat publik bahkan sampai membuat Ridwan Kamil terpental dari tiga besar,” ujar Aditya, Senin 26 Juni 2023.
Selain survei terbaru Cawapres ini, pihaknya juga mencari tahu jika tiga besar nama capres yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan tidak maju pilpres, maka siapa yang akan dipilih publik.
Hasilnya, urutan yang muncul adalah Sandiaga Uno 9,3 persen, Ridwan Kamil 9,3 persen dan Mahfud MD 8,2 persen.
Baca Juga: Pesepakbola Indonesia Kerap Makan Junk Food di Ruang Ganti, Pemain Argentina Ini Kaget Bukan Main
“Sandiaga Uno, Ridwan Kamil dan Mahfud MD adalah sosok yang oleh masyarakat dianggap paling layak dipilih untuk menjadi presiden jika tiga nama teratas yaitu Ganjar, Prabowo dan Anies karena satu dan lain hal tidak jadi maju pilpres,” kata Aditya.
Lebih lanjut, Aditya menyebutkan faktor ekonomi menjadi pertimbangan mendasar bagi responden untuk memilih calon pemimpinnya dibandingkan isu polarisasi. Ia menyebut polarisasi masyarakat yang selama ini menjadi kekhawatiran tidak berdampak signifikan.