Senin, 22 Desember 2025

Pria yang Dulu Kucinta ternyata Teman Suamiku

- Jumat, 31 Maret 2017 | 09:26 WIB

Aku menderita setelah melihatnya menikah. Akhirnya aku memilih pergi merantau. Aku tidak mengerti maksud dari ini semua. Aku patah hati, aku tidak mendapatkannya, tetapi Tuhan memberi aku kesempatan untuk kembali belajar. Mungkin dengan kesibukanku yang baru, aku akan mulai melupakan dia.

Ternyata  tidak, perasaan itu semakin sakit ketika aku stres akan tugas-tugas dan presentasi yang hampir tiap minggu harus aku lakukan. Di saat istrinya sedang memasak di dapur dan menunggu kehadirannya setelah pulang bekerja seharian, aku di sini harus begadang karena mengerjakan tugas. Di saat mereka akan berlibur ke taman setiap weekend, maka aku akan sibuk di depan layar komputer untuk mempersiapkan presentasiku di hari Senin. Sungguh hidup terasa tidak adil.

Perbedaan yang sangat kontras yang istrinya lakukan dengan yang aku lakukan. Dia tidak lagi berhadapan dengan profesor-profesor, sedangkan aku masih harus bertahan untuk menghadapi profesor-profesor. Jujur, aku merasa menjadi manusia paling tidak berguna karena aku sudah berada di umur-umur yang seharusnya sudah menikah dan menggendong anak, memberi cucu untuk kedua orang tuaku, menyiapkan sarapan untuk suamiku dan menunggunya pulang kerja sambil mendengarkan keluh kesahnya saat di kantor.

Hingga suatu hari, aku menerima pesan masuk dari seseorang yang namanya tidak aku kenal dan berkata ingin berkenalan denganku. Aku tidak menanggapinya karena aku menyangka bahwa ini adalah orang iseng yang seharusnya tidak aku tanggapi. Tetapi dia tetap mencoba menghubungiku hingga akhirnya dia berkata bahwa dia berada di depan parkiran kampusku. Aku pun mengintip dari lantai tiga untuk berjaga-jaga, apakah ini hanya sebuah keisengan teman-teman sekelasku karena mereka mengetahui aku sedang patah hati.

Aku tidak melihat siapa-siapa di depan parkiran dan aku kembali mengabaikan pesan tersebut. Aku pun keluar kelas dan berjalan keluar gedung kampusku. Tiba-tiba ada yang menghampiriku dan berkata bahwa dia sudah menungguku selama tiga jam karena aku tidak membalas pesan yang ia kirim.

(els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB
X