Pertama kali aku mengenal cinta saat aku masih kuliah di semester akhir. Saat itu aku menjalin kasih dengan seorang pria yang usianya empat tahun lebih tua dariku. Yang kusayangkan dari dia adalah sampai seusia itu dia belum mempunyai pekerjaan tetap dan dia juga berasal dari keluarga sederhana dan hanya berpendidikan SMA.
AKU tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya ke keluargaku yang serba berkecukupan, aku sendiri Sarjana lulusan Universitas Negeri Favorit yang tentu saja akan mudah mendapat pekerjaan.
Jalinan kasih ini berlanjut cukup lama sampai 4,5 tahun dan kemudian aku memutuskan untuk mencari peruntungan di negeri seberang. Sehingga pada akhirnya kami hanya berhubungan jarak jauh dan ini tidak berhasil untuk kami. Kekasihku sendiri mengakui telah menamukan wanita lain. Akhirnya kami memutuskan untuk berpisah, sakit memang hatiku.
Hatiku sempat kosong beberapa lama, ku isi waktuku dengan bekerja dan bekerja. Sampai akhirnya di negeri orang ini aku menemukan seseorang yang menurutku saat itu sangat mengerti tentang diriku. Hubungan kami pun berjalan mulus, walaupun kami mempunyai banyak perbedaan dalam budaya dan pola pikir karena dia juga lebih muda dariku dua tahun. Kami sempat memutuskan untuk menikah tetapi Tuhan berkata lain, Hubungan itu pun kandas dikarenakan ego kami masing–masing. Walaupun aku banyak mengalah tapi ternyata dia juga sudah mengenal wanita lain.
Kandasnya hubunganku ini membuatku sangat terpuruk, ketidakpercayaan kepada laki-laki, tidak bisa konsentrasi kerja, menangisi kisah hidupku, aku sampai bermain-main dengan begitu banyak perasaan laki-laki, sampai aku berfikir untuk mengakhiri hidupku. Aku menyalahkan Tuhan kenapa hidup ini tidak adil, kenapa Tuhan selalu memberikan cobaan yang terasa berat bagiku. Tetapi akhirnya aku terbangun dari semua keterpurukanku karena aku mulai dekat dengan seseorang yang sudah aku kenal sejak tiga tahun lalu tetapi tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa aku akan jatuh cinta kepadanya.
Dari awal, aku tahu laki-laki yang aku cintai saat ini sudah memiliki keluarga dan aku pun tahu kalau dia sangat menyayangi keluarganya.
(cer/els)