Senin, 22 Desember 2025

Dihamili Pacar, Aku Terpaksa Pilih Aborsi (1)

- Sabtu, 20 Januari 2018 | 09:17 WIB

-

Semakin dewasa usiaku semakin besar kehancuran yang datang pada diriku. Aku tidak mengerti dengan alur hidupku yang semakin tidak jelas, tidak terarah dan mudah terjatuh ke arah maksiat yang makin menyiksaku.

Sebut aja nama aku Ina, aku berusia 20 tahun dan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri. Aku memiliki pacar namanya Evan (samaran). Dia bekerja sebagai anggota TNI, seorang cowok yang sangat buruk perilakunya. Walau ku tahu dia memiliki banyak cewek tapi aku yang bodoh ini tetap mau saja menerimanya karena rasa cintaku kepadanya. Akhirnya setelah lama menjalin hubungan, aku ketahuan hamil. Tapi Evan menjauh dan meninggalkan aku.

Seiring kandunganku yang memasuki usia tiga bulan, aku berkenalan dengan seorang pria, sebut aja namanya Leo (samaran). Dia seumuran dengan ayahku, 47 tahun. Di awal perkenalan, kami hanya sekedar berkomunikasi saja, tidak lebih dari itu. Tapi setelah sebulan menjalin hubungan melalui hp, aku putuskan untuk mengikuti kemauannya yaitu berjumpa atau sekedar jalan-jalan saja, tetapi lambat laun hubungan itu semakin parah sampai kami melakukan hubungan suami istri. Aku terpaksa melakukan itu hanya untuk mengejar uangnya saja untuk aborsi bayiku. Setelah aku berhasil mengaborsi janinku yang berumur lima bulan, aku berjanji untuk menjauh darinya dan bertobat dari berbagai kesalahanku selama ini.

Tapi itu hanya teori, kenyataannya tidak seperti itu. Aku memang berhasil aborsi tapi aku tidak bisa menjauh darinya, semakin aku berusaha semakin besar ingat ku padanya. Apa yang harus kulakukan pembaca, aku tak mau kejadian ini ketahuan istrinya, dan aku ingin betul-betul menjauh darinya dan meminta maaf kepada orang tuaku. Orang tua ku tidak pernah tahu apa yang telah terjadi denganku, walaupun mereka telah mendengar beberapa kabar buruk tentang kelakuan tapi aku selalu berhasil membantahnya dan orang tuaku pun percaya kepadaku.

Aku tak tega terus menerus membohongi ayah sama ibuku, tapi aku juga takut memberitahu mereka bahwa anaknya ini sudah ternoda dan sudah kotor. Maafkan aku ayah ibu dan buat anakku yang disana. Maafin mama ya sayang, bukan mama nggak mau tapi hadirmu aja yang belum tepat dan sikap papamu yang tidak mau peduli terhadap kita. Mama terpaksa mama gak mau kalau kamu dilahirkan dalam keadaan dibenci dan dihina seperti yang mama alami sekarang ini. Maafin mama ya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB
X