Suami saya tidak terima jika keluarga saya mencaci dia. Kemudian hal yang sangat memalukan terjadi. Dia meng-SMS mamahnya atau mertua saya, dia mengatakan, “Istri saya tidak perawan.”
Kontan saya menjerit. Melihat itu semua. Kenapa dia melakukan itu. Kenapa dia melakukan itu. Saya hancur kembali. Itu aib saya. Saya tidak terima. Kata cerai dia lontarkan. Tetapi saya diam..
Saya hanya bisa menangis dan menangis. Kemudian mertua saya berkata, “itu bayi anak siapa,”
Aku jawab, “itu anak suami saya.” Kemudian saya bilang ke mertua saya, “Iya saya tidak perawan dan kemarin anakmu selingkuh dan merawanin wanita lain.”. Sontak mertua saya berkata kepada suami saya, “Kenapa kamu menikah dengannya jika tahu dia sudah tidak perawan”.
Mertua saya juga menanyakan, “Apa wanita lain itu tidak meminta pertanggungjawaban setelah kamu merawanin dia?” Suami saya diam sementara saya menangis sejadi-jadinya, saya malu. Malu. Sungguh malu. Suami saya cuek. Dia terus memarahi saya. Karena keluarga saya juga mencaci maki dia.
Ya Allah. Ujian apa ini. Hati saya mulai tenang saat mertua saya SMS, “Masalalu istrimu lupakan. Dia kan sekarang sudah jadi istrimu. Dan sudah ada anakmu juga. Terima dia apa adanya. Sujud syukur saya membaca SMS mertua saya. Tetapi suami saya malah ketawa. Kenapa ibunya tidak memarahi saya.
Tapi saya malu kepada mertua saya. Saya tidak ingin bertemu dengannya malu. Hingga sekarang suami saya tidak bekerja. Kami tidak mempunyai uang. Hingga HP harta kami satu satunya dijual. Buat bayar kontrakan. Sakitt. Perselingkuhan menyebabkan hilang pekerjaan. Kehilangan rezeki. Dan itu nyata. (selesai)