Aku seorang wanita lulusan pesantren, semenjak lulus SD orangtuaku menyekolahkanku di Madrasah Tsanawiyah, dan lanjut ke Madrasah Aliyah. Selama itu aku tak pernah merasakan yang namanya pacaran hingga aku bertemu suamiku.
Aku hanya pernah menyukai seorang lelaki namun tak pacaran karna prinsipku adalah “wanita yang baik untuk pria yang baik begitupun sebaliknya” aku hanya mengaguminya dalam diam dan tak pernah mengungkapkan apalagi menceritakan pada siapapun.
Aku merasa ini semua tidak adil bagiku, aku begitu menjaga diri dan kehormatanku dengan berharap kelak jodohku adalah pria soleh yang tak pernah pacaran apalagi menyentuh wanita lain.
Namun inikah balasan untukku? Aku sudah sebisa mungkin berusaha menjadi wanita solehah namun apa yang kudapat?? lelaki yang keperjakaannya sudah direnggut oleh wanita lain.
Sikapnya yang sopan dan alim,dan wajah yang polos telah membuatku tertipu, hatiku begitu hancur mengetahui masa lalunya yang begitu buruk seburuk-buruknya.
Sudah 4 perempuan yang telah dia tiduri, selama pacaran bertahun-tahun itu mereka juga melakukan hubungan maksiat itu selama bertahun-tahun juga. Tiada hari tanpa seks, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun yang mereka lakukan hanyalah seks, seks, dan seks.
Hatiku sangat hancur sehancur-hancurnya mengetahui calon suamiku adalah seorang pecandu seks, sudah banyak hotel, wisma, bahkan kost dan rumah perempuan-perempuan semua sudah mereka tempati berbuat perbuatan dosa, haram, dan keji itu.
Hatiku sakit, harapan hancur, hatiku seketika berubah menjadi benci dan dendam, ingin rasanya aku membatalkan rencana pernikahanku dan memutuskan pertunanganku dengan suamiku.
Namun aku sudah terlalu jauh mencintainya, melepaskannya aku tak bisa membayangkan hidupku tanpanya, hatiku sudah terpaut olehnya, aku sudah jatuh cinta terlalu dalam terhadap suamiku. (bersambung)