Membina kehidupan rumah tangga bukanlah perkara mudah. Apalagi, pernikahan antara dua orang yang masih berusia belia. Pernikahan yang dibayangkan akan sangat indah ternyata penuh problematika.
Seperti yang dirasakan olehku, Yanti asal Magelang. Saat ini aku tengah menghadapi kehidupan rumah tangga yang pelik. Semua berawal dari pernikahanku dengan seorang lelaki yang telah menjadi kekasihnya selama satu tahun.
Saya ini dari keluarga kurang mampu, sekolah juga cuma sampai SMP. Habis itu saya kerja di Jogja, di sana saya ketemu sama cowok, orang Sumatera. Kami kenalan, terus saling suka. Sebulan setelah perkenalan, Irfan, nama samaran mengajak aku ikut ke Sumatera. Aku sempat menolak, karena baru kenal mau dibawa ke Sumatera.
Irfan kemudian meminta ibunya di Sumatera untuk melamarku. Tak membutuhkan proses lama, pernikahan itu berjalan setelah aku dan Irfan menjalin hubungan selama satu tahun. Usiaku 17 tahun waktu itu dan Irfan berusia 21 tahun.
Setelah setahun kenal, kami nikah di Magelang. Habis nikah saya dibawa ke Sumatera. Saya di sana 18 bulan, karena saya sudah hamil besar saya pulang ke Magelang karena saya nggak mau melahirkan di sana. Soalnya saya pengen di dekat keluarga, dia juga ikut saya pulang ke Magelang. Setelah kembali ke Magelang dan melahirkan putri pertama, sifat suamiku berubah. Dia menjadi cuek, dingin, dan tak mempedulikan perasaannya.
Dia banyak berubah, dia jadi nggak perhatian, cuek, nggak memperhatikan perasaan saya. Belum lagi ditambah dengan masalah ekonomi. Dia kerja semaunya sementara kebutuhan kami tambah banyak.
Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja sebagai karyawan swasta untuk menambah penghasilan. Selama kerja aku menitipkan putriku pada kakaknya perempuan. Bukannya menyelesaikan masalah, tapi keputusan ku justru menambah masalah. Karena intensitas waktu jarang bertemu, ternyata Irfan tanpa sepengetahuannya menjalin hubungan dengan temanku sendiri. Saya tahu dari teman saya sendiri malah, pas dia main ke rumah saya. Pokoknya perasaan saya campur aduk, tapi saya nggak mau rumah tangga kami berantakan.(bersambung)