Aku ingat kejadian itu hari Selasa, ketika pak haji sudah rapi hendak pergi ke kantor DPRD, namun sempat visit pasien di klinik lantaran pak haji memang perawat senior bergelar M.Kes.
SETELAH visit dia masuk ke ruang operasi. Tak lama HP ku berbunyi, kulihat SMS dari pak haji memintaku masuk ruang operasi. Saat itu aku takut sekali. Tapi dalam hati kecilku aku ingin, karena sudah kuduga pak haji pasti mengajakku berduaan di sana.
Ruang operasi di klinik bersekat menjadi dua ruangan. Satu digunakan untuk operasi berlangsung, sedangkan yang satu untuk bersantai dan pak haji sering menerima tamu di situ.
Dengan banyak pertimbangan aku akhirnya memutuskan untuk mendatanginya. Ketika kudatangi aku langsung ditarik dan tanganku dicium. Anehnya aku tak menolak. Ia kemudian mencium keningku. Aku bahkan merasa nyaman sekali. Kami kemudian berpelukan.
Setengah jam lamanya kami bercumbu, saling berpagutan dan sesekali pak haji mengungkapkan perasaannya kepadaku. Itu membuatku senang sekali. Aku berpikir sudah jatuh cinta kepada pak haji dan tidak ingin melepasnya.
Setelah kejadian itu aku jadi sering berkomunikasi dengannya, baik di klinik maupun melalui udara, pak haji semakin sering menghubungiku tanpa ada kepentingan dan hanya bertanya aku di mana dan sedang apa.
Kami seperti sudah berpacaran. Hubunganku ini diketahui rekan kerjaku, kak Tri. Untungnya, kak Tri adalah orang yang sangat fair. Dia menyimpan rahasiaku sampai akhirnya kak Tri berhenti bekerja.
Pada suatu hari kebetulan aku bertugas malam dan aku dinas sendirian karena teman dinasku Dadang tidak bisa hadir. Kebetulan ada acara di rumah pak haji, maklum pak haji mencalonkan diri sebagai anggota legislatif untuk periode kedua.
Jadi setiap hari pasti ada saja tamunya yang datang. Waktu itu pukul 24.30 WIB barulah semua tamu pak haji pulang. Ketika itu aku biasa beristirahat di ruang dokter karena sudah larut malam biasanya kalau ada pasien pun kami dibangunkan oleh satpam. (bersambung)