METROPOLITAN - Aku sangat terpukul dan merasa bersalah saat itu. Tidak seharusnya aku membalas dendam kepada suamiku. Tidak seharusnya aku melakukan perbuatan sebiadab itu. Dan ternyata suamiku sama sekali tidak mempunyai WIL. Itu hanya akal-akalan rekannya agar dia bisa mendekatiku dan aku membenci suamiku.
Nasi sudah menjadi bubur. Aku hanya bisa menangisi kesalahanku. Aku menyesal telah mengkhianati suamiku yang ternyata setia. Perlahan, suamiku bangkit dari kesakitannya. Kami saling berjanji untuk tidak menyakiti lagi satu sama lain. Kami berjanji untuk memulai semua dari nol dan melupakan apa yang pernah terjadi. Termasuk aku berjanji untuk tidak mengulangi kesalahanku lagi.
Aku bertaubat kepada Allah SWT dan berjanji untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, menjadi istri sekaligus ibu yang lebih bertanggung jawab. Aku membersihkan hatiku dari rasa curiga dan cemburu berlebihan.
Satu tahun berlalu. Perlahan suamiku bisa melupakan kesalahanku. Setelah kejadian itu suamiku berubah menjadi lebih baik lagi. Dia sangat perhatian terhadapku dan keluarga kecil kami. Kami kembali saling perhatian satu sama lain. Suamiku sekarang selalu mengantarku ke mana pun aku mau.
Aku sangat bahagia. Walaupun sampai sekarang aku masih sangat menyesali perbuatanku dan semua menjadi beban pikiranku. Kesalahan hidup yang tidak pernah bisa aku lupakan saat aku terjerumus di lubang hitam, di lubang kehinaan. Kesalahan seorang istri yang mengkhianati suami yang setia.
Kejadian itu seolah memberi tamparan sangat keras kepadaku dan suamiku. Pelajaran yang sangat berharga untuk kami bahwa quality time sangat penting bagi sebuah keluarga. Keluarga itu harus diutamakan. Jangan mudah percaya kepada gosip atau omongan orang lain yang belum tentu benar. Semua masalah harus dibicarakan baik-baik dan jangan mengambil keputusan tanpa ada klarifikasi atau penjelasan akurat dari pasangan kita. Keterbukaan antara suami istri sangat penting untuk membangun kepercayaan.
Kini aku tengah hamil 8 bulan. Kami tengah menunggu kelahiran anak kedua kami yang diperkirakan lahir setelah Lebaran nanti. Semoga persalinanku lancar dan anakku sehat. Inilah kisahku. Semoga kejadian ini tidak terjadi pada perempuan lain. Sebab, penyesalan itu beban dan tidak mudah dilupakan. (net/suf/py)