METROPOLITAN - Memaafkan istri selingkuh adalah salah satu cobaan maha berat yang pernah aku jalani. Meski mulut mengatakan maaf tapi hati tak bisa bohong dan selalu mengingat pengkhianatan itu. Sebelas tahun sudah aku membina rumah tangga bersama orang yang sangat aku cintai dan aku sayangi, pahit manis suka duka kehidupan telah kami lalui bersama, sampai kami dikaruniai dua orang anak yang pertama laki-laki 10 tahun dan yang ke dua perempuan 4 tahun. Sekian lama aku mencari nafkah dengan membanting tulang demi untuk membahagiakan orang yang kusayangi yakni anak-anak dan istriku. Keberhasilan selalu aku dapatkan,, dan hasil dari jerih payahku kuserahkan semua pada istriku karna aku sangat percaya dia pandai menghemat dan menyimpan uang!!! dan uang tersebut digunakannya untuk hal-hal yang positif. Aku bangga sama dia, sampai suatu hari, kami ingin memiliki sebuah rumah yang lebih layak untuk ditempati, dan dengan kompromi dan atas persetujuan kami berdua, aku memutuskan untuk pergi bekerja di negeri orang untuk menambah pemasukan kami, aku bekerja di sebuah pertambangan emas. Sekian bulan aku berjuang untuk mencari hasil yang memuaskan, rintangan dan cobaan serta penderitaan aku hadapi dengan tegar dengan penuh keyakinan dan selama itu aku selalu menjaga kesetiaan dan kesucian pernikahan kami. Tapi sekian lamanya aku berjuang kesuksesan belum juga aku dapatkan begitu pula semakin lama tingkah laku istriku semakin berubah dia sering ke cafe untuk menghilangkan rasa sepinya selama kutinggalkan, sering kunasehati lewat sms atau telpon tapi dia tak mau dengar kata-kataku dia sering berbohong mengakui keberadaannya saat itu. Aku merasa takut jika istri selingkuh selama aku dirantau tak bisa memantaunya langsung. (bersambung)