METROPOLITAN - Waktu berjalan begitu cepat. Tak disangka aku semakin dekat dengan dia, karena dia selalu mengantarkan aku ke mana aku dinas. Hingga pada 3 Oktober 2015 terjadi masalah dengan dia dan hampir dia dikeluarkan dari perusahaan. Alhamdulillah, dia masih diberi kesempatan bekerja kembali dan aku merasakan ada yang mengganjal di hati aku. Hati aku berkata lain. Rasa cinta mulai tumbuh. Tepat di hari ulang tahun dia ke-34 tahun, dia mengungkapkan perasaannya kepadaku. Dengan hati senang aku menerimanya karena aku mulai mencintainya. Waktu terus berjalan dan hubungan kami tetap berjalan walaupun saat itu aku sudah mengetahui bahwa dia sudah beristri dan mempunyai anak. Hingga pada 12 Februari 2016 aku didatangi istrinya, karena istrinya telah mengetahui hubungan kami. Di situ aku berbohong, aku bilang tidak menjalin hubungan apa-apa dengan suaminya. Aku menutupi semuanya karena aku tidak ingin kehilangan dia. Walaupun hubungan kami sudah diketahui istrinya, kami tetap menjalni hubungan terlarang sampai hubungan kami terlalu jauh. Tepat Agustus 2016 aku positif hamil 6 minggu. Ya, aku hamil hasil hubungan terlarang aku dengan dia. Betapa bodohnya aku. Memang saat itu kami sama-sama belum menginkan kehadiran anak itu, sampai akhirnya aku mengambil keputusan untuk membunuh darah daging aku sendiri. (bersambung)