Senin, 22 Desember 2025

Mertua Gemar Utang, Hidupku Ikut Sengsara

- Rabu, 7 April 2021 | 21:00 WIB

Mertua Gemar Utang, Hidupku Ikut Sengsara Tidak ada yang melarang seseorang berutang, tapi jika itu menjadi kebiasaan dan mengganggu kehidupan orang lain, itu yang jadi masalah. Saya seorang ibu dengan satu anak. Saya dan suami dulu merantau di pulau Kalimantan. Suami bekerja sebagai penjual makanan. Kami punya warung kecil-kecilan yang letaknya cukup strategis di depan sebuah pabrik, tapi kini pekerja banyak yang ber­henti karena PHK. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang kampung dengan membawa sedikit modal. Sesampainya di rumah mertua, ternyata bangunan ru­mah ini tidak banyak perubahan setelah hampir empat tahun kami di Kalimantan. Teras masih setengah jadi, lantai dapur dalam masih berupa tanah, sedangkan dapur belakang sudah hampir roboh. Suami memutuskan mengambil alih pekerjaan ibu mer­tua, berjualan buah dan kebutuhan pokok sehari-hari di pasar dekat rumah. Biasanya ibu mertua jualan sendiri. Saat ingin belanja banyak biasanya titip orang atau ikut mobil pick up yang pergi ke pasar di pusat kota. Selama berjualan dalam dua bulan, suami bercerita, bahwa ada beberapa orang yang menagih utang ibu pa­danya di pasar. habis

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB
X