Cinta Berawal dari Curhat (6) “Iya Her, aku selalu ingin yang terbaik buat kamu.” Raras tersenyum manis. Semenjak itu. Aku mulai dekat dengan Raras. Ada perasaan nyaman saat aku dekat dengan dia. Entah mengapa dia selalu bisa menghiburku di saat aku terpuruk. Dia sangat baik kepadaku. Setiap pulang sekolah aku tak langsung pulang, melainkan duduk-duduk di bangku depan bengkel bangunan. Kami selalu bercanda dan bersenda gurau bersama. Bahkan kini Raras juga menganggapku teman curhatnya. Dia tak segan mengungkapkan apa yang menjadi keluh kesahnya selama ini. Ternyata Raras menyukai seseorang, tapi seseorang yang disukainya tersebut sangat mencintai orang lain. Sehingga Raras tidak bisa mengungkapkan perasaannya saat ini. “Harusnya kamu segera mengungkapkan perasaanmu itu Ras. Pasti sakit rasanya memendam perasaanmu itu sejak lama.” “Iya Her, aku tahu itu sakit. Tapi lebih baik aku diam, daripada dia nantinya malah menjauhiku bila dia tahu ini semua.” Jawab Raras. “Tapi cepat atau lambat dia pasti tahu Ras,” “Ya Her, aku tahu itu.” Dua bulan kemudian, hubunganku dengan Raras semakin dekat. Aku mulai menyukai Raras tapi bukan karena aku mencintainya. Aku menyukainya karena kini dialah yang menghiasi hari-hariku. Gadis yang membuat aku bisa tersenyum dan tertawa kembali. Aneh memang, mungkin laki-laki lain akan jatuh cinta pada Raras apabila mereka berada di posisiku. Namun hatiku ini tidak bisa melupakan Vera walaupun sesaat saja. Aku bahkan tidak bisa lagi mencintai gadis selain Vera. Apakah Raras menyukaiku? Jika iya ku harap aku bisa segera mencegahnya mencintaiku lebih dalam lagi. Namun aku bingung bagaimana aku harus mengatakannya. Jadi dengan terpaksa aku harus bungkam sambil menjalani hubungan tanpa statusku dengan Raras. Bersambung...