Diganti Cinta Dengan Cinta (1) Ini adalah kisah tentang percintaan yang saya alami sejak saya duduk di bangku SMA kelas 2. Dimulai dari sebuah pertemanan biasa yang berujung persaingan. Sebut saja inisial dari rival saya sekaligus orang yang mampu mengakui kemampuanku, RA. AWALNYA saya menjadi rival dengannya karena saya mampu mengalahkannya pada tes Matematika. Ia merasa tak terima, karena biasanya ia selalu menduduki yang pertama untuk mata pelajaran itu. Namun, saya tidak peduli. Dan di setiap tes Matematika lainnya tak kusangka, saya selalu mampu mengalahkannya. Tanpa saya sadari, persaingan itu menjadi hal yang membanggakan buat saya. Dan semakin lama kami bersaing, saya merasa saya sudah jatuh padanya. Saya terus memendam perasaan ini sampai saya naik ke kelas 3. Karena saran dari sahabat saya untuk mengungkapkan perasaan saya sebelum saya menyesal. Dan di waktu yang telah dirancang, saya mengatakan semuanya di depannya. Responnya? Dia tersenyum tulus, dan saya masih mengingat senyumnya yang menurut saya terasa hangat. Dan ia juga memiliki perasaan yang sama. Saya bahagia, sangat, sangat bahagia. Tetapi, saya memutuskan untuk tidak menjalin hubungan sebagai kekasih, karena yang saya inginkan agar saya bisa menjadi sahabat sekaligus rivalnya. Dan ia pun setuju, dan tidak mempermasalahkan itu semua. Namun, ketika saya memasuki semester 2 di bangku kuliah. Ia menyatakan bosan yang dengan hanya hubungan persahabatan. Dan semenjak itu, ia tidak pernah memberi saya kabar apapun, dan setiap saya menghubunginya tidak ada satupun yang direspon olehnya. Bersambung