Dear Putri Pertamaku, Maafkan Bunda yang Kerap Berteriak & Menyakiti Hatimu (2) SEJUMPUT kewarasanku hari ini, membuatku memilih menahan emosi dengan berbagi cerita ini pada Bunda semua. Jika suatu saat dan ia sudah dewasa nanti, aku ingin putriku tahu bahwa aku selalu menyesal setiap kali memarahi atau mencubitnya. Anggap saja, ini sebuah surat cinta Bunda untuk kamu ya. Dear putri cantikku... Maafkan Bunda yang seringkali kesulitan menahan emosi ketika menghadapimu. Kadang, ada hal-hal di luar kesalahanmu yang memicu Bunda justru memaharimu. Masalah orang dewasa yang tak terselesaikan, membuat Bunda menahan sesak di dada. Sehingga saat melihat mainanmu berserakan, Bunda langsung berteriak padamu. Maafkan Bunda, yang ketika bertengkar dengan Ayah justru melampiaskan semua emosi itu dengan memukulmu. Maafkan Bunda yang memarahimu setiap kali adik-adikmu menangis. Maafkan Bunda yang justru memintamu mengalah saat kamu dan adik-adikmu berebut mainan. Bersambung