METROPOLITAN.ID - Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) DLH wilayah III Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor Rudy Adrianto berpesan kepada warga agar untuk dipatuhi pengelolaan sampah oleh perorangan maupun pihak swadaya agar tidak membakar sampah. Bukan tanpa alasan, hal ini akan sangat mempengaruhi kepada kualitas pencemaran udara. Tak hanya itu, warga juga diminta untuk tidak buang sampah ke aliran sungai yang saat ini menjadi sororan di media sosial.
“Sebenarnya masalah ini dari dulu memang sampah itu dilarang untuk dibakar dan jangan dibuang ke sungai kecil maupun besar terutama di area Tempat Pembuangan Sampah (TPS),” kata Rudy.
Baca Juga: Puluhan Warga Muara Bogor Terdampak Kekeringan, BPBD Salurkan Air Bersih
"Nah kita bersama-sama mengingatkan, juga komunikasi dengan pihak terkait yakni pemerintahan desa ataupun unsur muspika harus bisa menyampaikan tentang larangan atau himbauan untuk tidak membakar sampah di tempat pengelolaan TPS," sambung Rudi.
Fenomena membuang sampah ke sungai, lanjut dia, seringkali dijumpai karena minimnya kesasadaran masyarakat tentang kebersihan dan menjaga lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan bukan hanya kewajiban DLH melainkan semua pihak.
“Kami kepanjangan tangan dari DLH UPT maka perlu berkoordinasi dan tindak lanjuti. Kita angkutlah gimana caranya untuk pelaku-pelaku ini harus diambil tindakan tindakan tegas karena banyaknya sampah serta pencemaran ke sungai,” imbuh dia.
Baca Juga: Bima Arya Sebut Pasangan Anies-Cak Imin Belum Pasti: Semua Terus Berdinamika
Pasalnya, keberadaan sampah di sungai selain merusak lingkungan juga bisa menimbulkan berbagai macam penyakit. Kini UPT DLH Wilayah III Wilayah Ciawi juga gencar melakukan kerjasama dari semua pihak. Baik itu pemerintah desa, karang taruna dan tokoh masyarakat untuk ikut memberikan pemahaman tentang pentingnga menjaga kebersihan.
"Ya kita harus kerjasama dengan pihak terkait mudahan mudahan pemerhati lingkungan dengan karang taruna. Misalnya ada kegiatan yang sifatnya baik itu operasi bebersih bisa segera tindak lanjuti dengan armada," tuturnya.
Menyangkut kekurangan armada, pihaknya perlu mengkai lebih dalam. Mengeluarkan armada pasti butuh biaya. “Masing masing UPT ini mempunyai karakteristik. Kalau untuk wilayah selatan ini memang membutuhkan kendaraan yang benar- benar prima karenakan wilayahnya luar biasa. Untuk itu harapan kami kedepan semua unit yang sudah tua agar ada peremajaan kendaraan," tandasnya.(jal/suf)