Selain itu, gelombang Equatorial Rossby juga terpantau aktif, terutama di bagian tengah dan timur Indonesia, diprediksi akan berlangsung hingga akhir November 2023.
Baca Juga: Topoci, Sajikan Makanan Korea ala Angkringan Kaki Lima Murah Meriah di Bandung
Penguatan angin monsun Asia dan munculnya Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Natuna Utara serta Sirkulasi Siklonik di Barat Sumatera menjadi faktor tambahan yang berkontribusi pada potensi cuaca ekstrem.
Potensi cuaca ekstrem mencakup potensi hujan sedang hingga lebat pada periode 25-27 November 2023 di sejumlah provinsi, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Adapun pada 28 November hingga 1 Desember 2023, kondisi serupa dapat terjadi di sejumlah wilayah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi potensi cuaca ekstrem ini.
Infrastruktur dan tata kelola sumber daya air perlu diperhatikan agar dapat mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Guswanto juga menyoroti perlunya penataan lingkungan, penghijauan, pemangkasan pohon, dan penguatkan infrastruktur agar dapat menghadapi dampak potensial dari kondisi cuaca tersebut.
Baca Juga: Chingu Cafe di Bandung, Nikmati Makanan Korea Sembari Rasakan Sensasi Ada di Seoul
Selain itu, BMKG juga mengingatkan akan potensi banjir rob di sejumlah daerah pesisir, dipicu oleh fase bulan perigee atau jarak terdekat bulan dengan bumi.
Potensi ini terutama di Pesisir Sumatera Utara, Bandar Lampung, Pesisir Utara Jakarta, Pesisir Jawa Tengah, dan Pesisir Maluku pada rentang waktu tertentu.
BMKG mengimbau masyarakat untuk bersiap-siap menjaga keamanan dan kenyamanan bersama dalam menghadapi cuaca ekstrem Oscillasi Madden Julian dan Equatorial Rossby yang dapat sebabkan hujan lebat hingga banjir rob.***
