Minggu, 21 Desember 2025

Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Emmanuel Macron, Presiden Prancis yang Dicap Islamophobia dan Dukung LGBT

- Senin, 11 Maret 2024 | 12:37 WIB
Paslon 02 Prabowo Subianto bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron. (TKN/JPP)
Paslon 02 Prabowo Subianto bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron. (TKN/JPP)

METROPOLITAN.ID - Baru-baru ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengucapkan selamat kepada calon presiden (capres) 02 Prabowo Subianto karena unggul dalam perolehan suara sementara Pilpres 2024.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sendiri sering jadi kontroversi, salah satunya dicap sebagai sosok Islamophobia hingga mendukung LGBT.

Emmanuel Macron pernah menyebut bahwa Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia, mendukung Menteri Pendidikan setempat yang melarang penggunaan abaya (pakaian muslim perempuan) di sekolah dan mengangkat Perdana Menteri yang terang-terangan menyebut dirinya seorang LGBT.

Baca Juga: Polisi Razia Knalpot Brong di Bogor: 26 Pengendara Ditindak, 6 Diantaranya Dipaksa Copot Knalpot

Macron Ucapkan Selamat buat Prabowo Subianto
Capres 02 Prabowo Subianto mendapat ucapan selamat dari Presiden Prancis Emmanuel Macron atas keunggulannya dalam perolehan suara sementara Pilpres 2024.

Ucapan tersebut disampaikan melalui sambungan telepon, Jumat 8 Maret 2024.

"Oh, rekan saya, Pak Presiden. Saya ingin mengucapkan selamat atas hasil pemilu Anda yang luar biasa. Selamat,” kata Macron.

Baca Juga: Ungguli Pilpres 2024, Presiden Prancis Emmanuel Macron Ucapkan Selamat Buat Prabowo Subianto

"Terima kasih banyak, Yang Mulia. Terima kasih banyak, Bapak," jawab Prabowo Subianto dengan bahasa Prancis.

Berikut ini deretan kontroversi Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang ucapkan selamat buat Prabowo Subianto.

Sosok Islamophobia
Beberapa tahun lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. 

Baca Juga: Longsor di Cisarua, Petugas BPBD Masih Evakuasi

Ia mengumumkan untuk membela nilai-nilai sekuler Prancis terhadap apa yang disebutnya sebagai 'radikalisme Islam'.

"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kami tidak hanya melihat ini di negara kami," ujar dia dikutip dari laman Aljazeera, 23 Oktober 2020.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X