METROPOLITAN.ID - Pembebasan pilot Susi Air, Philip Max Mehrtens, yang telah ditawan selama 1,5 tahun, memicu perpecahan di dalam tubuh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM).
Konflik internal ini muncul setelah Egianus Kogoya memutuskan untuk membebaskan pilot Susi Air tersebut, yang kemudian diserahkan kepada Operasi Damai Cartenz 2024.
Juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom tidak bisa menyembunyikan kemarahannya terhadap tindakan Egianus usai membebaskan Philip.
Baca Juga: Sopian Ali Agam Ditunjuk jadi Ketua Tim Pemenangan Pasangan Dedie-Jenal di Pilkada 2024
Dalam sebuah pesan suara yang tersebar di media sosial, Sebby menyebut, Egianus sebagai pengkhianat perjuangan TPNPB OPM.
Ia mengungkapkan bahwa, pembebasan pilot ini telah merusak seluruh rencana yang sebelumnya disusun oleh kelompok tersebut.
“Menyerahkan pilot ke TNI Polri, kami mencurigai kelompok ini telah menerima suap dan tiada ampun buat mereka,” ancam dia.
Baca Juga: Rudy Susmanto Titipkan Pesan Ini ke Sastra Winara sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bogor Baru
Menurut Sebby, pihaknya sudah melakukan komunikasi intensif dengan berbagai pihak dalam upaya merencanakan pembebasan Philip.
Bahkan, ia mengklaim telah mempersiapkan tim khusus untuk menjemput pilot tersebut serta menyewa pesawat yang akan membawa Philip keluar dari Papua.
Namun, keputusan sepihak Egianus untuk menyerahkan pilot ke pihak keamanan Indonesia, kata Sebby, menghancurkan rencana yang sudah lama disusun.
Baca Juga: Heboh! Prabowo Geram Tahu Soal Akun FufuFafa, Refly Harun Singgung Etika dan Kepemimpinan
“Dia dan keluarganya menghianati perjuangan ini, kami masih punya 35 komando di Papua, salah satu penghianat tidak jadi masalah,” jelasnya.
Sebelumnya, Pembebasan Pilot Susi Air Philip Max Mehrtens terjadi di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Nduga, pada Sabtu pagi, 21 September 2024.
Proses pembebasan itu sendiri memakan waktu yang cukup lama, yakni 1,5 tahun sejak Philip disandera pada 7 Februari 2023.