METROPOLITAN.ID - Tagar STY Out merajai trending topic di media sosial X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter setelah Timnas Indonesia mengalami kekalahan dari China, pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Kekalahan ini terjadi dalam pertandingan melawan Timnas China yang berlangsung di Qingdao Youth Football Stadium pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Hasil akhir pertandingan ini adalah 1-2, dengan keunggulan untuk China, yang tentunya memberikan pukulan besar bagi harapan Timnas Indonesia untuk melangkah lebih jauh.
Baca Juga: Pembekalan Calon Menteri, Yusril Datang Pertama di Rumah Prabowo, Tito Karnavin Terakhir
Dari pantauan Metropolitan, hingga siang ini, lebih dari 7.000 cuitan dengan tagar STY Out telah diposting.
Para pengguna X terbagi menjadi dua kubu, yakni mereka yang membela pelatih Shin Tae-yong, dan mengkritiknya dengan tajam.
Di mana, salah satu pengguna X yang mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menanggapi hasil pertandingan tersebut.
Baca Juga: Sambut HUT Karantina Indonesia ke 147, Karantina Papua Selatan Gelar Donor Darah
Banyak yang meminta agar, para pendukung Timnas Indonesia tetap menghargai pencapaian yang telah diraih sejauh ini, alih-alih langsung meminta STY keluar.
“Bikin aja hastag #STAYSTY rameinnn, hargain Indonesia udah syukur sampai sini. Jangan ngasal STY out, mikir deh jangan emosi mulu jadi ga maju-maju. Jadikan evaluasi lagi, STY memberikan yang terbaik,” jelas @Risc*** dalam cuitannya.
Pendapat ini didukung oleh pengguna lainnya juga yang menyebutkan bahwa, kekalahan dalam sepak bola adalah hal yang wajar, bahkan untuk tim-tim besar.
“Australia juga kalah bahkan di rumahnya sendiri oleh Bahrain yang beberapa hari lalu berbagi angka dengan Indonesia. Ini normal di sepakbola. Supaya Garuda sadar, untuk masuk Piala Dunia kelas para raja, Indonesia harus menang,” tulis @Wati****.
Namun, di sisi lain, ada juga suara-suara yang memberikan kritik terhadap STY. Kemudian, menilai sebagian besar kemenangan STY hanya terjadi di kancah ASEAN, dan hasil tersebut tidak bisa dijadikan acuan untuk terlalu memujinya.
