METROPOLITAN.ID - Bantuan sembako yang diberikan oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kepada korban banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, tengah viral dan menjadi sorotan publik.
Tas biru bertuliskan “Bantuan Wapres Gibran” yang digunakan untuk membungkus paket bansos itu lengkap dengan gambar istana wakil presiden.
Pengamat media sosial Jhon Sitorus pun membandingkan langkah Gibran dengan gaya ayahnya, Joko Widodo, ketika menjabat sebagai Presiden ke-7 Indonesia.
Baca Juga: 6 Pemain Yang Tampil Impresif di Pekan ke 13 Serie A Musim 2024-2025 bersama Klubnya
Jokowi dikenal sering membagikan sembako menggunakan tas jinjing khas berwarna merah dan putih bertuliskan "Bantuan Presiden".
Jhon menyebut bahwa Gibran tampaknya mengambil pendekatan serupa, namun dengan tujuan yang berbeda.
"Sama-sama menggunakan APBN. Tapi dulu tujuannya benar-benar membantu, sekarang tujuannya kampanye dini demi Pilpres berikutnya (2029),” ujar Jhon melalui akun X pribadinya, Jumat 29 November 2024.
Baca Juga: Punya Rencana Liburan? Cek Jadwal Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Desember 2024
Jhon juga menyoroti perubahan identitas bantuan pemerintah dari waktu ke waktu. Pada era 1990-an, bantuan resmi pemerintah diberi label "Bantuan Negara".
Kemudian diubah menjadi "Bantuan Presiden Republik Indonesia" di era 2010-an. Kini, di tahun 2024, bantuan tersebut muncul dengan label "Bantuan Wapres Gibran" yang dianggap semakin memperjelas personalisasi program pemerintah.
Dia menambahkan, Gibran seakan tidak merasa bersalah menggunakan dana APBN untuk mendistribusikan bantuan dengan nama pribadi.
Baca Juga: 5 Kafe di Mojokerto dengan Suasana Romantis untuk Nikmati Waktu bersama Pasangan
"Orang yang tamak dan rakus akan kekuasaan tidak pernah merasa bersalah sekalipun salah. Dia tidak memahami prinsip dasar etika dan moral. Apapun yang dilakukannya selalu dianggap benar," tambah Jhon.
Pengguna di platform X juga ramai mengomentari tindakan Gibran. Tulisan 'Persiapan 2029' menjadi trending, dengan banyak komentar yang menyindir langkah Gibran sebagai bagian dari kampanye dini untuk Pemilu Presiden mendatang.