METROPOLITAN.ID - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting dalam sejarah lahirnya dasar ideologi negara. Peringatan ini ditetapkan sebagai hari libur nasional dan biasanya dirayakan melalui upacara di berbagai instansi pemerintahan.
Pada tahun 2025, Hari Lahir Pancasila jatuh pada hari Minggu, 1 Juni. Penetapan hari ini sebagai hari libur nasional secara resmi tercantum dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016.
Tujuan penetapan ini adalah untuk melengkapi rangkaian sejarah ketatanegaraan Indonesia, menyusul penetapan 18 Agustus sebagai Hari Konstitusi.
Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Populer di Kediri untuk Liburan Bersama Keluarga saat Akhir Pekan
Awal Mula: Sidang BPUPKI (28 Mei – 1 Juni 1945)
Sejarah Pancasila berawal dari pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) oleh pemerintah Jepang pada 29 April 1945.
Lembaga ini bertugas merumuskan hal-hal penting menyangkut penyelenggaraan negara Indonesia merdeka, mulai dari sistem politik hingga dasar negara. BPUPKI diketuai oleh KRT Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Sidang pertama BPUPKI berlangsung pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945 di Gedung Chuo Sangi In (kini Gedung Pancasila) di Jalan Pejambon, Jakarta.
Dalam sidang ini, sejumlah tokoh nasional menyampaikan gagasan tentang dasar negara Indonesia, di antaranya Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
Baca Juga: OPPO Reno 14 5G Siap Meluncur, Ini Spesifikasi dan Fitur Andalannya!
Mohammad Yamin dalam pidatonya pada 29 Mei 1945 mengajukan lima asas dasar negara, yaitu: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.
Sementara itu, Soepomo menyampaikan pemikiran dasar negara berdasarkan nilai-nilai kekeluargaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial.
Pidato Soekarno: Lahirnya Istilah “Pancasila”
Puncak sidang BPUPKI terjadi pada 1 Juni 1945 ketika Soekarno menyampaikan pidato monumental yang kemudian dikenal sebagai awal lahirnya Pancasila. Dalam pidato sepanjang lebih dari 6.000 kata, Soekarno memaparkan pandangan filosofis mengenai kemerdekaan dan pentingnya dasar negara.
Ia mengusulkan lima prinsip dasar negara sebagai berikut:
Baca Juga: Kloter Terakhir Jemaah Haji Bogor Diterbangkan ke Tanah Suci
