Minggu, 21 Desember 2025

Sosok Pelaku Pembunuh Lima Warga di Aceh, Hanya Tinggal Berdua dengan Ayah di Hutan

- Kamis, 19 Juni 2025 | 13:25 WIB
ILustrsi sosok pelaku pembunuhan lima warga di Aceh. (Pixabay)
ILustrsi sosok pelaku pembunuhan lima warga di Aceh. (Pixabay)

 

METROPOLITAN.ID - Tragedi berdarah mengguncang Aceh Tenggara. Seorang pria muda berinisial P (25) diduga menjadi pelaku pembunuhan berantai yang menewaskan lima orang dan melukai satu lainnya di Desa Uning Sigurgur, Kecamatan Babul Rahmah.

Lebih mengejutkan, pelaku diketahui hidup bersama ayahnya di dalam hutan Pegunungan Kompas, jauh dari pemukiman warga dan kini dinyatakan buron berbahaya.

Aksi ini tidak hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga memunculkan banyak tanda tanya di tengah masyarakat, terutama soal latar belakang pelaku yang misterius dan jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku selama ini diketahui tidak tinggal di lingkungan pemukiman warga. Ia dan ayahnya menetap di kawasan hutan Pegunungan Kompas, tepatnya di wilayah terpencil yang secara administratif masuk Desa Alur Baning, Kecamatan Babul Rahmah.

Baca Juga: Tragedi Berdarah! 5 Warga Aceh Dibunuh Secara Sadis, Pelaku Tinggal di Hutan dan Masih Buron

"Tersangka dan ayahnya bukan berdomisili di pemukiman penduduk Desa Alur Bening, melainkan tinggal di dalam hutan yang disebut-sebut masuk kawasan Hutan Kompas."

"Kami tidak mengenal pelaku pembunuhan apalagi orangtua, karena bukan tinggal di desa kami," kata Pj Pengulu Alur Baning, Priska Malau.

Sosok Pelaku yang Pendiam dan Jarang Bergaul

Menurut Ali Amran, Pj Penghulu Desa Uning Sigurgur, pelaku diketahui lahir di Aceh Tengah, kemudian pindah bersama sang ayah ke kawasan hutan di Pegunungan Kompas usai perceraian orang tuanya.

Sejak kecil, P tumbuh dalam lingkungan yang terisolasi, jauh dari pendidikan formal dan kehidupan sosial masyarakat umum.

Sehari-hari, ia membantu sang ayah berkebun di ladang yang mereka kelola sendiri, menanam cabai dan komoditas lain. P dikenal sebagai pribadi pendiam, tertutup, dan minim pergaulan. Kehadirannya hanya sesekali dirasakan warga saat ia turun gunung ke desa untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga: Motif Pembunuhan WNA Kamerun di Babakanmadang Terungkap, Berawal dari Utang Piutang Lalu Dihabisi Pakai Tangan Kosong

"Karena, dia berkebun menanam cabai dan komoditi lainnya di ladangnya bersama ayahnya. Karena, ayah dan ibunya sudah lama bercerai ketika pelaku masih kecil," ujarnya.

Fakta mengejutkan lainnya adalah bahwa beberapa korban ternyata masih memiliki hubungan keluarga langsung dengan pelaku.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X