Minggu, 21 Desember 2025

Malam 1 Suro 2025 Jatuh pada Malam Jumat Kliwon, Begini Tradisinya

- Rabu, 25 Juni 2025 | 14:21 WIB
Malam 1 Suro 2025 Jatuh pada Malam Jumat Kliwon
Malam 1 Suro 2025 Jatuh pada Malam Jumat Kliwon

METROPOLITAN.ID - Di tengah gemerlap perayaan tahun baru Masehi yang penuh pesta dan kembang api, malam 1 Suro dalam penanggalan Jawa justru hadir dalam nuansa berbeda: hening, mistis, dan sarat makna spiritual.

Malam 1 Suro 2025 akan jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025, yang bertepatan dengan malam Jumat Kliwon, kombinasi yang semakin mempertebal kesan sakral di mata masyarakat Jawa.

Berbeda dengan perayaan tahun baru pada umumnya, malam 1 Suro bukan momen euforia, tetapi saat untuk kontemplasi, instrospeksi diri, serta penghormatan kepada leluhur.

Tak heran, malam ini sering dianggap mistis dan keramat, bahkan ditakuti oleh sebagian masyarakat karena diyakini sebagai malam dengan energi spiritual yang sangat kuat.

Baca Juga: Dilarang Keluar Rumah Saat Malam Satu Suro, Ini Amalan yang bisa Dilakukan Umat Muslim

Malam 1 Suro adalah malam menyambut tanggal 1 Suro, yaitu hari pertama dalam kalender Jawa, yang bersamaan dengan 1 Muharam dalam kalender Hijriah Islam.

Istilah “Suro” sendiri berasal dari kata Arab “Asyura” yang berarti sepuluh, merujuk pada 10 Muharam yang juga memiliki makna penting dalam tradisi Islam, khususnya dalam mengenang peristiwa Karbala.

Namun dalam budaya Jawa, makna malam 1 Suro telah melebur menjadi bagian dari sistem kejawen, yaitu pandangan hidup masyarakat Jawa yang memadukan unsur Islam, Hindu, Buddha, dan animisme.

Tradisi Malam 1 Suro

Di Pulau Jawa memiliki tradisi khas dalam menyambut malam 1 Suro. Dua tempat yang paling dikenal dengan ritual megahnya adalah Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran.

Baca Juga: MALAM SATU SURO, WARGA DITEROR KUNTILANAK

Di kedua wilayah itu, malam 1 Suro diperingati dengan Kirab Pusaka Dalem dan Jamasan Pusaka. Kirab ini merupakan prosesi arak-arakan benda-benda pusaka kerajaan yang dibersihkan dan disucikan, sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur sekaligus upaya melestarikan budaya adiluhung Jawa.

Selain itu, ada juga ritual Tapa Bisu, yaitu tradisi berjalan kaki mengelilingi keraton tanpa bicara sepatah kata pun. Tapa Bisu mengajarkan makna diam sebagai bentuk pengendalian diri, pengosongan pikiran, dan pembukaan ruang untuk perenungan batin.

Bagi masyarakat Jawa, malam 1 Suro bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi mengandung filosofi mendalam tentang perjalanan hidup, ketenangan jiwa, dan pembaruan spiritual.

Dalam falsafah Jawa, malam ini mengajarkan manusia untuk kembali ke dalam diri, merenungi kesalahan, dan memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X