METROPOLITAN.ID - Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) mengimbau masyarakat untuk aktif menanam dan beternak secara mandiri.
Ajakan ini bukan sekadar seruan biasa, melainkan bagian dari strategi nasional untuk mengantisipasi kemungkinan ketimpangan antara permintaan dan ketersediaan bahan pangan seiring dengan perluasan program MBG.
Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN, Suardi Samiran, menekankan pentingnya peran aktif masyarakat agar kebutuhan bahan pangan tidak sepenuhnya bergantung pada pasokan terpusat maupun industri besar.
“Peluang itu ada di masyarakat. Di kabupaten-kabupaten, kepala-kepala kecamatan, kepala-kepala desa itu sudah mengerahkan masyarakatnya untuk minimal menanam di halaman,” ujarnya mengutip dari berbagai sumber.
Selain mendorong pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam sayuran dan tanaman pangan, masyarakat juga diajak melakukan peternakan skala kecil seperti memelihara ayam, bebek, atau ikan secara mandiri.
Menurut Suardi, langkah ini akan melengkapi pasokan dari peternak besar, menciptakan sumber pangan yang lebih dekat, terjangkau, serta berkelanjutan.
“Kalau masyarakat ikut tanam dan ternak, kekhawatiran soal kekurangan bahan pangan akan sirna dengan sendirinya,” tegasnya.
Baca Juga: Rekomendasi Aki Terbaik untuk Motor Vespa Matic: Tahan Lama, Performa Stabil, dan Harga Terjangkau
Skema Pasok Bertahap dan Terstruktur
BGN telah menyusun skema rantai pasok yang bertahap dan terukur guna memastikan kelancaran pasokan bahan pangan bagi dapur MBG.
Dari yang awalnya berjumlah 3.000 titik, program ini ditargetkan berkembang menjadi 30.000 titik di seluruh Indonesia.
Untuk mendukung pasokan, BGN menggandeng Perum Bulog guna menjaga stabilitas Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Selain itu, keterlibatan koperasi merah putih, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), hingga distributor lokal dijadikan bagian penting dalam sistem distribusi pangan nasional.