METROPOLITAN.ID - Sebuah patung tikus berdasi yang dibuat warga Desa Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mendadak menjadi sorotan publik.
Pasalnya, patung unik tersebut batal ditampilkan dalam karnaval tingkat kecamatan yang digelar pada Minggu, 24 Agustus 2025.
Camat Tanjung Bumi, Imam Mahfud, membenarkan adanya permintaan dari aparat kepolisian. Menurutnya, polisi menilai patung tikus berdasi berpotensi memicu provokasi sehingga diminta untuk tidak ikut serta dalam parade.
“Tadi malam ada anggota polisi datang dan meminta panitia agar patung itu tidak ditampilkan untuk mencegah provokasi. Dalam juknis juga ada aturannya,” kata Imam.
Baca Juga: Viral! Warga Sukabumi Derita Penyakit Kulit Langka, Seluruh Badan Dipenuhi Benjolan
Lebih lanjut, Imam menjelaskan bahwa dalam petunjuk teknis karnaval terdapat larangan bagi peserta membawa atribut yang mengandung unsur SARA, pornografi, atau konten provokatif.
Namun, ia menyebut pembuat patung tidak hadir dalam rapat teknis sehingga kemungkinan tidak mengetahui aturan tersebut.
“Peserta itu tidak datang saat technical meeting, jadi mungkin tidak tahu aturannya. Saya pun tidak tahu kalau ada warga yang buat patung itu,” tambahnya.
Imam menegaskan, karnaval dibuat semata-mata sebagai hiburan rakyat dan bukan untuk menyinggung pihak mana pun.
“Niat kami murni hanya untuk menghibur masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga: Pemkab Sukabumi Janji Perbaiki Rumah Etin, Wanita yang Pilih Tinggal di Kandang Kambing
Meski demikian, pernyataan berbeda disampaikan Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono. Menurutnya, sebenarnya tidak ada larangan khusus terkait patung tersebut selama tidak ada pencantuman nama individu tertentu.
“Tidak apa-apa tampil di karnaval, asal tidak mencantumkan nama perorangan. Kalau sampai mencantumkan nama, bisa masuk ranah pencemaran nama baik,” jelas Hendro.
Kehadiran patung tikus berdasi sejatinya dipandang sebagai karya seni warga yang ingin menampilkan kreativitas. Namun, simbol tikus sering kali dihubungkan dengan konotasi negatif, misalnya sindiran terhadap korupsi atau perilaku tidak jujur.