METROPOLITAN.ID - Jagat maya mendadak gempar pada akhir pekan lalu setelah kabar pemblokiran fitur TikTok Live di Indonesia ramai dibicarakan.
Sejak Sabtu malam, 30 Agustus 2025, ribuan pengguna TikTok mengaku tidak lagi bisa melakukan siaran langsung di platform asal Tiongkok tersebut.
Keluhan bermunculan di media sosial lain seperti X (Twitter), Instagram, hingga Facebook. Banyak warganet yang membagikan tangkapan layar ketika mencoba menekan tombol Live Streaming, namun justru muncul notifikasi bertuliskan “unstable network connection”.
Informasi pemblokiran ini dengan cepat menyebar luas dan memicu protes besar, terutama dari kalangan konten kreator serta pelaku UMKM.
Selama ini, mereka menggantungkan sebagian besar penghasilan dari fitur siaran langsung TikTok, baik untuk menjual produk maupun berinteraksi dengan pengikutnya.
Bagi sebagian kreator, TikTok Live bukan sekadar hiburan, melainkan sumber nafkah.
“Kalau Live diblokir, jualan saya bisa turun drastis. Padahal setiap malam saya bisa dapat ratusan order dari live streaming,” tulis salah satu pengguna di kolom komentar Instagram yang membahas isu tersebut.
Selain itu, masyarakat umum yang terbiasa menonton live streaming sebagai hiburan atau ruang komunikasi interaktif juga meluapkan kekecewaannya. Banyak yang mengaku merasa kehilangan salah satu media hiburan paling populer saat ini.
Sampai Kapan Fitur TikTok Live Diblokir?
Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintah maupun TikTok, sejumlah laporan menyebut pemblokiran sementara itu akan berlangsung hingga 3 September 2025.
Informasi inilah yang membuat warganet semakin resah, karena tidak jelas apakah langkah ini hanya sementara atau bisa saja diperpanjang.
Spekulasi pun bermunculan. Ada yang mengaitkan kebijakan ini dengan meningkatnya ketegangan politik pasca aksi unjuk rasa di Indonesia.
Ada pula yang menduga pemblokiran dipicu oleh maraknya konten provokatif yang berseliweran melalui fitur siaran langsung TikTok.
Di tengah gelombang kritik, TikTok akhirnya memberikan klarifikasi resmi pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025. Pihak perusahaan menyebut langkah ini merupakan bagian dari kebijakan pengamanan.
