Menurutnya, metode tepukan ini membuat calon pengantin lebih mudah mengingat nilai-nilai penting itu, terutama ketika menghadapi konflik rumah tangga.
“Kelima pilar ini dirangkum sederhana melalui tepukan. Dengan begitu, calon pengantin lebih mudah mengingat nilai-nilai penting saat menghadapi konflik rumah tangga,” tambahnya.
Baca Juga: Berapa Gaji Wahyudin Moridu? Viral Ingin Rampok Uang Negara Kini Dipecat PDIP
Selain sarat makna, Tepuk Sakinah juga dinilai edukatif sekaligus menghibur. Peserta bimbingan pra nikah bisa belajar dengan suasana lebih rileks, bahkan tertawa, sehingga tidak terasa membosankan.
“Kenapa dibuat dengan tepuk? Agar lebih mudah dihafal dan lebih asyik. Bahkan saat diingat, tepuk ini bisa membuat calon pengantin yang sedang berselisih hati jadi tersenyum dan tertawa lagi,” ujarnya.
Awalnya, Tepuk Sakinah hanya digunakan di ruang kelas bimbingan pra nikah. Namun berkat media sosial, metode ini menyebar cepat dan menarik perhatian warganet di seluruh Indonesia. Banyak yang menilai metode ini cocok untuk generasi muda yang lebih akrab dengan cara belajar interaktif.