METROPOLITAN.ID - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia membantah kabar yang menyebut Presiden Prabowo Subianto akan melakukan kunjungan ke Israel usai menghadiri agenda kenegaraan di Mesir.
Pemerintah menegaskan bahwa Presiden Prabowo tidak memiliki agenda resmi ke Israel dan akan langsung kembali ke Tanah Air setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza.
Agenda Presiden Prabowo di Mesir
Menurut keterangan resmi Biro Pers Sekretariat Presiden, pesawat Garuda Indonesia-1 yang membawa Presiden Prabowo dan rombongan terbatas tiba di Bandara Internasional Sharm El-Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10/2025) sekitar pukul 07.00 waktu setempat.
Baca Juga: Siapa Pemilik Delta Spa? Viral Terapis 14 Tahun Diduga Tewas Jatuh dari Lantai Lima
Selama berada di Mesir, Presiden Prabowo dijadwalkan menghadiri KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh, yang menjadi forum internasional membahas penandatanganan perjanjian perdamaian dan penghentian perang di Jalur Gaza.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, di antaranya Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Raja Yordania Abdullah II, Emir Qatar Syekh Thamim bin Hamad Al Thani, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Arab Saudi Muhammad bin Salman Al Saud, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Bantahan atas Isu Lawatan ke Israel
Kemenlu menegaskan bahwa tidak ada rencana kunjungan Presiden Prabowo ke Israel dalam agenda diplomatik resmi.
Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT Perdamaian Gaza di Mesir atas Undangan Khusus
Seluruh kegiatan kenegaraan di luar negeri yang dilakukan Presiden difokuskan untuk mendukung misi kemanusiaan dan diplomasi perdamaian di Gaza.
Rumor yang menyebutkan adanya rencana kunjungan lanjutan ke Israel disebut tidak berdasar dan tidak sesuai dengan agenda resmi pemerintah.
Posisi Indonesia Tetap Konsisten
Sikap Indonesia terhadap isu Palestina-Israel tetap konsisten, yaitu mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak segala bentuk normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel selama penjajahan di Palestina masih berlangsung.