Situasi makin berkembang ketika Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Lebak di bawah Pemerintah Provinsi Banten memutuskan untuk menonaktifkan sementara Dini Fitria dari jabatannya pada Selasa (14/10/2025) sambil menunggu hasil investigasi.
Baca Juga: Portugal Tunda Kunci Tiket Piala Dunia 2026, Cristiano Ronaldo Tetap Kobarkan Semangat untuk Tim
Namun, dalam waktu singkat, persepsi publik berubah drastis.
Setelah kronologi insiden beredar di media sosial, banyak warganet justru mendukung tindakan tegas sang kepala sekolah.
Tagar #DukungBuDini bahkan sempat trending di platform X (Twitter) dan TikTok.
Banyak pengguna media sosial menilai bahwa tindakan spontan Dini dilakukan bukan karena kekerasan, melainkan sebagai bentuk penegakan disiplin moral di sekolah.
Setelah gelombang dukungan dari masyarakat dan hasil klarifikasi internal sekolah, Gubernur Banten Andra Soni akhirnya mengaktifkan kembali Dini Fitria sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga.
Dalam keterangannya, Andra menegaskan bahwa disiplin siswa tetap harus ditegakkan, namun dengan cara-cara yang proporsional dan sesuai prosedur.
Ia juga meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak memperkeruh suasana pendidikan di Lebak.
Kasus ini kini menjadi bahan refleksi bagi dunia pendidikan Indonesia.
Banyak pihak menilai bahwa insiden di SMAN 1 Cimarga menunjukkan tantangan besar dalam menyeimbangkan antara penegakan disiplin dan perlindungan terhadap siswa.
Pengamat pendidikan juga menilai perlu ada standar yang lebih jelas dalam menangani pelanggaran berat di sekolah agar guru dan kepala sekolah tidak terjebak dalam situasi serba salah.
Sementara itu, kegiatan belajar di SMAN 1 Cimarga telah kembali normal sejak Kamis (16/10/2025).