Bukan hanya bekerja di pabrik, Marsinah juga menyambung hidup dengan berjualan nasi bungkus secara keliling.
Baca Juga: OPINI: Menghargai Peran Kepustakawan sebagai Pahlawan Pengetahuan
Tak hanya itu, Marsinah juga bekerja di sebuah perusahaan pengemasan barang.
Hingga pada tahun 1990, Marsinah pindah ke Sidoarjo lalu mencari nafkah di PT CPS pada 1990.
Bekerja sebagai buruh membuat Marsinah semakin giat memperjuangkan hak-hak para buruh d masa itu.
Bahkan, saking aktifnya Marsinah memperjuangan nasib para buruh, ia kerap mengikuti kegiatan di organisasi buruh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja PT CPS.
Baca Juga: Pahlawan Hari Ini
Tragedi Marsinah
Kejadian penghabisan nyawa ini berawal ketika Marsinah dan rekannya melakukan unjuk rasa dan pemogokan kerja.
Aksi yang dilakukan pada 3-4 Mei 1993 ini yakni untuk menuntut hak-hak dan nasib para buruh.
Tidak mendapat respon positif, Marsinah dan rekannya justru dipanggil oleh Kodim 0816 Sidoarjo.
Mereka kemudian dituduh melakukan cara PKI/Komunis yang kala itu memang mendapat tentangan dari berbagai pihak.
Baca Juga: Besok 10 November 2025 Hari Pahlawan Libur atau Tidak?
Usai kejadian itu pun, pada 5 Mei 1993 Marsinah secara misterius menghilang tanpa kabar usai mengunjungi rumah rekamnya.
Namun tak lama dari hari menghilangnya Marsinah, perempuan malang ini ditemukan jenazahnya pada 8 Mei 1993.