METROPOLITAN.ID - Kisah kedekatan Abdullah II dan Prabowo berawal dari masa ketika keduanya masih menjadi perwira muda.
Mereka mengikuti pelatihan militer di Fort Benning, Amerika Serikat, sebuah pusat pelatihan pasukan elite yang terkenal keras.
Dari tempat itulah hubungan personal mereka tumbuh, bukan hanya sebagai sesama perwira yang ditempa oleh latihan berat, tetapi juga sebagai sahabat yang saling menghormati. Ikatan tersebut bertahan hingga mereka sama-sama memasuki dunia kepemimpinan negara.
Dari Barak ke Istana: Persahabatan yang Menjelma Hubungan Diplomatik
Ketika Prabowo melakukan kunjungan kenegaraan ke Yordania, sambutan hangat dari Raja Abdullah II menjadi bukti bahwa kedekatan tersebut tidak pernah pudar.
Baca Juga: Pemkot Sukabumi Genjot Kompetensi ASN Lewat Pelatihan AI hingga Manajemen Talenta
Pertemuan mereka bukan sekadar pertemuan resmi dua kepala negara, melainkan momen reuni dua sahabat lama yang pernah berbagi keringat dan perjuangan di medan latihan.
Kunjungan itu juga menghasilkan kerja sama strategis, mulai dari sektor pertahanan, pendidikan, hingga pertanian, yang menunjukkan bahwa hubungan personal keduanya turut memperkuat arah hubungan bilateral Indonesia–Yordania.
Nilai-Nilai Militer yang Terus Hidup
Kedua pemimpin ini sama-sama dibentuk oleh disiplin militer, sehingga tidak mengherankan jika pendekatan kepemimpinan mereka terlihat serupa: tegas, sistematis, dan menjunjung tinggi loyalitas.
Fondasi inilah yang membuat kolaborasi kedua negara di bidang pertahanan dan keamanan semakin solid, terutama di era geopolitik global yang penuh tantangan.
Raja Abdullah II adalah pemimpin yang besar dalam tradisi militer dan dikenal sebagai tokoh stabilitas kawasan.
Kedekatannya dengan Presiden Prabowo Subianto memperlihatkan bagaimana hubungan personal antar pemimpin dapat berkembang menjadi kemitraan strategis antar negara.