Bahasa Arab menjadi bahasa pertamanya, sementara pengalaman hidup yang berpindah-pindah membuatnya menguasai bahasa Parsi, Hebrew, Inggris, hingga Jepang setelah dua dekade bermukim di Negeri Sakura.
Karier pendidikannya juga luar biasa. Setelah menyelesaikan pendidikan dokter umum di Universitas Airlangga, Ryu melanjutkan spesialisasi bedah saraf di Sydney, kemudian memperdalam neuroscience di Tokyo, ilmu yang menjadi fondasi utama dalam berbagai riset dan pemikirannya hingga kini.
Selain berpengalaman sejak 1989 di berbagai lembaga internasional, ia kini menjabat sebagai Kepala Neuro Center RS Mayapada Jakarta, salah satu fasilitas kesehatan dengan peralatan neurosains paling maju di Indonesia.
Tak hanya itu, beredar pula rumor bahwa ia sempat memegang paspor WHO, sebuah istilah yang menunjukkan mobilitas internasional dan jaringan profesionalnya yang mendunia meski ia sendiri lebih memilih fokus pada kontribusi ilmiah ketimbang membahas status tersebut.
Baca Juga: Kapan Film Avatar 3 Tayang di Indonesia? Ini Jadwal Resmi dan Daftar Pemainnya
Dalam banyak kesempatan, dr Ryu kerap membagikan cerita masa kecilnya yang penuh tantangan sosial. Ia mengatakan pernah dianggap sebagai “anak autis” tidak peka, pendiam, canggung, dan kurang sopan jika dinilai dari standar sosial umum.
Namun pemahaman mendalamnya tentang mekanisme kerja otak membuat ia mampu mengenali pola pikir dan kecenderungan dirinya sendiri.
Pengetahuan itulah yang ia gunakan untuk berkembang dan melatih otaknya hingga berfungsi normal dan adaptif. Kini ia dikenal sebagai salah satu dokter Indonesia yang paling vokal membahas neurosains modern, kesehatan otak, hingga perkembangan perilaku manusia.
Kisah hidup dr Ryu menjadi bukti kuat bahwa pemahaman tentang otak bukan sekadar ilmu, tetapi dapat menjadi alat transformasi diri bahkan bagi seseorang yang dulu dianggap “berbeda”.
Biodata Singkat dr. Ryu Hasan
Nama Lengkap: dr. Roslan Yusni Al Imam Hasan, Sp.BS
Nama Terkenal: Ryu Hasan
Instagram: @ryuhasan
Twitter: @ryuhasan
YouTube: @InsideOurBrain