Minggu, 21 Desember 2025

Update Korban Banjir dan Longsor di Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat: 804 Meninggal, 657 Masih Hilang

- Rabu, 3 Desember 2025 | 17:30 WIB
Update Korban Banjir dan Longsor di Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat. (Jiddan/Metropolitan)
Update Korban Banjir dan Longsor di Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat. (Jiddan/Metropolitan)

METROPOLITAN.ID - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda provinsi-propinsi di Sumatera, Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) terus diwarnai duka mendalam dan krisis kemanusiaan besar.

Hingga Rabu pagi, 3 Desember 2025, data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan jumlah korban meninggal sudah mencapai 804 jiwa.

Selain itu, ratusan korban masih dinyatakan hilang, dan kerusakan infrastruktur serta rumah warga sangat masif.

Operasi penyelamatan dan evakuasi darurat terus berlangsung, namun kompleksitas kondisi mulai dari medan terjal, infrastruktur rusak, hingga cuaca ekstrem membuat proses darurat berjalan sulit dan panjang.

Baca Juga: Kekayaan Ferry Irwandi Berapa? Berhasil Galang Dana Hingga Puluhan Miliar untuk Korban Banjir Sumatera

Kerusakan Rumah: Ribuan rumah dilaporkan rusak, dengan rincian:

  • Rusak Berat: 3.600 unit (data media 1.4)
  • Rusak Sedang: 2.100 unit (data media 1.4)
  • Rusak Ringan: 4.900 unit (data media 1.4)

Kerusakan Fasilitas Umum (Fasum): Kerusakan infrastruktur sangat menghambat penyaluran bantuan.

  • Jembatan Rusak: 299 unit
  • Fasilitas Pendidikan Rusak: 215 unit
  • Fasilitas Peribadatan Rusak: 132 unit

Pemerintah pusat, melalui BNPB, Kementerian Sosial, serta aparat TNI–Polri, sudah mengerahkan bantuan cepat: logistik dasar, tim SAR, alat berat, serta distribusi air bersih dan makanan.

Upaya itu difokuskan ke wilayah-wilayah paling parah terdampak, termasuk daerah-daerah terpencil dan terisolasi seperti beberapa kabupaten di Aceh Tamiang dan sisi barat Sumatera.

Baca Juga: Ferry Irwandi Galang Dana Bencana Sumatera Tembus Rp10 M Dalam 24 Jam, Masyarakat Minta Distribusi Tak Libatkan Pemerintah

Selain itu, pemerintah berencana menyediakan hunian sementara (huntara) untuk korban yang kehilangan tempat tinggal, sebelum pembangunan kembali hunian tetap dilakukan.

Program ini ditujukan agar warga terdampak tidak terlunta-lunta di pengungsian tanpa kepastian tempat tinggal.

Meski sudah digencarkan bantuan, banyak korban dan warga lokal yang berharap ada langkah penyelesaian jangka panjang, rehabilitasi lingkungan, restorasi Daerah Aliran Sungai (DAS), serta mitigasi bencana yang serius.

Masyarakat di sekitar wilayah rawan banjir dan longsor, terutama di Sumut, Aceh, dan Sumbar diimbau tetap waspada.

Cuaca ekstrem diprediksi masih dapat terjadi hingga akhir 2025, dan infrastruktur sementara pasca-bencana rentan amblas kembali jika intensitas hujan tinggi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X