Dia lalu langsung menyorot posisi Zulkifli Hasan sebagai Menteri Kehutanan, menyampaikan rasa skeptisnya terhadap program besar pemerintah kala itu.
Baca Juga: Bos WO Ayu Puspita Jadi Tersangka, 87 Calon Pengantin Jadi Korban Penipuan
“Salah satu menteri yang gua enggak suka adalah Zulkifli Hasan. Lu tahu dia menteri apa? Dia adalah Menteri Kehutanan,” tegasnya di atas panggung.
Kritik utama Pandji tertuju pada program Gerakan 1 Miliar Tanam Pohon. Ia mempertanyakan, setelah izin deforestasi dan konversi hutan terus diberikan, apa gunanya menanam pohon tambahan jika yang lama tidak dijaga?
“Lu tahu dia punya program apa? Gerakan 1 Miliar Tanam Pohon. Dia Menteri Kehutanan. Daripada lu bikin ‘1 Miliar Tanam Pohon’, jaga 1 miliar pohon kita di hutan! Bener enggak?” sindir Pandji, disambut tepuk tangan penonton.
Dalam gayanya yang khas, ia juga mengkritik kampanye penghijauan lewat platform digital (misalnya ajakan menanam pohon di kota), yang dianggapnya absurd bila tidak disertai regulasi ketat dan penataan ruang.
“Daripada bikin @IndoMenanam, bikin @IndoMerawat, ya kan?” celetuknya lagi.
Baca Juga: Rekomendasi Restoran AYCE di Surabaya Pusat untuk Dinner Natal, Nomor 3 Favorit Keluarga!
Pandji kemudian menggambarkan absurdnya situasi jika kota besar seperti Jakarta benar-benar “dikonversi menjadi hutan.” Dia menggunakan metafora kocak, jika itu terjadi, bukan kendaraan bermotor yang dipakai warga tapi mereka akan bergantung di pohon, seperti Tarzan saat pergi bekerja.
“Lu bayangin, apa yang terjadi kalau misalkan kota besar jadi hutan, dan hutan jadi gundul? Coba lu bayangin,” ujarnya.
“(Menirukan suara Tarzan) 'Aaaaaa-aaaaaa!' (Gerakan bergelantungan) 'Aaaa... aduh.' Ada telepon. Nyangkut dulu di pohon,” pungkas Pandji, mengundang gelak tawa sekaligus renungan.
Kini, kritiknya kembali menguat di tengah sorotan publik terhadap kebijakan kehutanan dan penanganan krisis lingkungan.
Video lama itu kembali viral, memantik refleksi bahwa lelucon panggung ternyata bisa menjadi koridor kritik lingkungan yang jauh melampaui era hiburan
