3. Uang Korban Dipakai untuk Kepentingan Pribadi
Polisi mengungkap dana miliaran rupiah yang dihimpun dari para korban digunakan untuk kebutuhan pribadi tersangka. Uang tersebut diduga dipakai untuk perjalanan ke luar negeri serta membayar cicilan rumah.
4. Modus Paket Murah hingga Honeymoon
Dalam menjalankan aksinya, tersangka menawarkan paket pernikahan dengan harga jauh di bawah pasaran, lengkap dengan fasilitas menggiurkan seperti paket bulan madu (honeymoon).
Bahkan, calon pengantin tetap dijanjikan lokasi pernikahan mewah meski dengan biaya murah, sehingga menarik minat banyak korban.
5. Calon Pengantin dan Vendor Sama-sama Dirugikan
Baca Juga: Hidden Gems Garut, 5 Tempat Wisata Alam yang Masih Asri dan Belum Banyak Diketahui
Polda Metro Jaya menerima sedikitnya delapan laporan polisi (LP) serta 119 aduan tambahan terkait dugaan penipuan tersebut.
Selain calon pengantin, sejumlah vendor juga melapor karena tidak menerima pembayaran atas jasa yang telah disiapkan.
Mayoritas korban berasal dari wilayah Jakarta dan kawasan aglomerasi Jabodetabek.
Polda Metro Jaya menegaskan penyelidikan masih terus berlanjut untuk mendalami aliran dana dan kemungkinan adanya korban lain.
Polisi juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih jasa wedding organizer, terutama yang menawarkan paket di luar kewajaran harga pasar.
***