METROPOLITAN.ID - Kasus dugaan penipuan oleh wedding organizer (WO) Ayu Puspita terus memanas setelah puluhan pasangan pengantin melaporkan kerugian besar yang mereka alami.
Peristiwa ini menjadi perhatian publik karena berdampak pada banyak acara pernikahan yang gagal terlaksana sebagaimana mestinya dan bahkan menimbulkan kerugian miliaran rupiah.
Kasus ini bermula dari keluhan sejumlah pasangan yang mengaku tidak mendapatkan layanan yang dijanjikan pada hari resepsi.
Keluhan tersebut kemudian viral dan mendorong berbagai pihak mendatangi kantor hingga rumah pemilik WO, memicu penggerudukan massal serta penyelidikan intensif oleh kepolisian.
1. Overbooking dan Layanan Tak Terpenuhi di Hari H
Baca Juga: Misteri Kayu Gelondongan Berlabel Kemenhut yang Terdampar di Lampung
Banyak korban mengungkapkan bahwa WO Ayu Puspita menerima beberapa pesanan acara pada tanggal yang sama.
Praktik overbooking ini diduga menjadi penyebab utama layanan tidak terpenuhi, terutama dalam penyediaan katering yang seharusnya menjadi bagian inti paket pernikahan.
Sejumlah korban menyebut acara mereka berlangsung tanpa makanan cukup, dekorasi tidak sesuai, hingga vendor tidak muncul sama sekali.
Pola tersebut dinilai mirip dengan cashflow chaining, yakni pembayaran klien baru digunakan untuk menutup biaya acara klien sebelumnya.
Unggahan seorang perias pengantin yang juga menjadi korban membuat kasus ini viral dan memicu banyak pengakuan lain bermunculan.
Para korban kemudian membentuk grup WhatsApp untuk bertukar informasi terkait pelayanan yang tak dipenuhi.
Baca Juga: 30 Wasit Sepak Bola Kabupaten Bogor Ikuti Pelatihan Lisensi C2 dari PSSI
2. Paket Penawaran Menggiurkan, Jumlah Pesanan Membengkak
