Australia sendiri dikenal memiliki regulasi kepemilikan senjata yang sangat ketat sejak tragedi Port Arthur pada 1996.
Peraturan yang berlaku melarang kepemilikan senapan semi-otomatis dan mewajibkan proses pendaftaran serta pemeriksaan latar belakang yang ketat bagi setiap pemilik senjata api.
Sajid Akram diketahui merupakan pemilik toko buah di kawasan Sydney Barat dan dikenal sebagai sosok pekerja keras di lingkungan sekitarnya.
Profil Naveed Akram
Baca Juga: 5 Sate Maranggi Paling Enak di Cianjur yang Wajib Disinggahi
Sementara itu, Naveed Akram sempat bekerja sebagai tukang batu, namun kehilangan pekerjaannya sekitar dua bulan lalu setelah perusahaan tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan.
Menurut keterangan sang ibu, Naveed bukan sosok yang aktif di media sosial maupun pergaulan daring.
“Hobinya memancing, menyelam, berenang, dan olahraga,” ujar Verena, ibu Naveed.
Naveed tinggal bersama kedua orang tuanya serta dua saudara kandung, yakni seorang adik perempuan berusia 22 tahun dan adik laki-laki berumur 20 tahun.
Keluarga ini menempati rumah tiga kamar di Bonnyrigg, Sydney Barat, yang mereka beli pada 2024. Sebelumnya, mereka tinggal di kawasan Cabramatta.
Rumah Dijaga Polisi, Ibu Tak Percaya Anaknya Terlibat
Pasca kejadian, polisi masih berjaga ketat di sekitar rumah keluarga Akram dan warga diminta untuk tidak mendekati lokasi tersebut.
Verena mengaku terakhir kali berbicara dengan Naveed pada Minggu pagi, hanya beberapa jam sebelum penembakan terjadi.
Ia juga menyebut tidak mampu mengenali wajah putranya dari foto-foto yang beredar luas di media.