Jarak yang sangat dekat ini yang diprotes Eka. Sebab di wilayah tersebut anak yang tengah berada di usia SMA tidak banyak.
Baca Juga: Pendaftaran PPDB Jakarta 2023 Tahap 2! Simak Cara, Syarat dan Jadwal Lengkap
”Masak' anak-anak di Layungsari 150 orang lahirnya berbarengan?” ucapnya terheran-heran.
Ia makin yakin ada kecurangan karena dia juga sempat ditawari jasa calo PPDB dengan modus mengakali KK. Dari penjelasan calo tersebut, alamat KK bisa diubah ke lokasi yang lebih dekat dengan sekolah.
Namun biaya mengurusi hal itu tidak murah. Sebab calo tersebut meminta biaya Rp10 juta.
“Pelaku menjamin kita tidak perlu menunggu masa KK selama 1 tahun sesuai aturan Disdik Jabar. Karena tanggal penerbitan KK bisa diundur dan lokasi titik koordinat bisa dibuat sedekat mungkin dengan sekolah,” ucapnya.
Eka berharap temuannya itu bisa menjadi bahan kajian Wali Kota Bogor Bogor sehingga tidak terjadi kecurangan yang sama di tahun berikutnya.
Eka juga berharap pemerintah mengkaji ulang kebijakan sistem zonasi dalam PPDB.
Baca Juga: Jadi Partai Pertama, Golkar Keluarkan Rekomendasi Jaro Ade Maju jadi Calon Bupati Bogor 2024
Selain Eka, nasib yang sama juga harus dialami, Irfan, bukan nama sebenarnya. Dia yang mendaftarkan anaknya di SMAN 1 Bogor juga harus tersisih meski rumahnya berjarak 400 meter dari sekolah.
“Ini seharusnya jarak yang aman, karena di dekat SMAN 1 Bogor lebih banyak tempat ibadah dan gedung perkantoran,” imbuhnya.
Namun, ternyata saat dicek di sistem PPDB Jabar 2023, nama anaknya harus tersingkir lantaran jarak terjauh sementara untuk SMAN 1 Bogor yakni 218.102 meter dan terdekat 52.237 meter.
Ada kejanggalan dari jarak ini karena ada tiga siswa dengan asal sekolah yang berbeda yang memiliki jarak sama yakni 100,701 meter.
