METROPOLITAN.ID - Tak cuma diterpa cuaca panas ekstrem, perhelatan Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan kini menghadapi persoalan baru.
Jambore Pramuka Dunia yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Sae Man Geum, kini terancam diterjang angin Topan Khanun.
Angin Topan Khanun yang disebut bergerak mendekati Bumi Perkemahan Sae Man-Geum membuat Pemerintah Korea Selatan memindahkan peserta Jambore Pramuka Dunia keluar dari area tersebut.
Baca Juga: Pasang Target 220 Ribu Pelanggan pada 2026, Ini yang Dilakukan Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor
Hal itu dibenarkan Waka Kwarnas/Kakom Kehumasan Berthold Sinaulan.
Menurut dia, Pemerintah Korea Selatan mengumumkan bahwa peserta Jambore Pramuka Sedunia ke-25 akan dikeluarkan dari Bumi Perkemahan Sae Man Geum lebih cepat dari rencana semula, yakni 12 Agustus 2023.
Musababnya, angin Topan Khanun yang bergerak mendekati Sae Man-Geum.
Baca Juga: Ini Sosok Ideal Pj Wali Kota Bogor Pengganti Bima Arya versi Rektor IPB
Ia mengatakan, Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia menyiapkan rencana darurat untuk menghindari amukan angin Topan Khanun tersebut.
"Kedubes RI di Seoul dan Pemerintah Provinsi Jeollabuk siap membantu kontingen Indonesia. Saat ini persiapan evakuasi tengah dilakukan," kata Berthold Sinaulan lewat keterangan pers yang diterima, Senin 7 Agustus 2023.
Berthold Sinaulan menerangkan, para orang tua peserta yang anaknya mengikuti Jambore Dunia di Korea Selatan tidak perlu khawatir.
Baca Juga: Cuaca Panas Capai 40 Derajat, Panitia Jambore Dunia di Korea Selatan Siapkan Ini Untuk Peserta
Sebab, diperkirakan angin Topan Khanun akan datang sekitar 9 Agustus dan 10 Agustus 2023. Sehingga masih ada waktu untuk persiapan ke tempat penampungan
"Orangtua peserta tidak perlu khawatir karena kemungkinan angin Topan Khanun akan datang sekitar 9-10 Agustus 2023. Jadi masih ada waktu untuk packing dan masuk ke dalam bus untuk dibawa ke tempat penampungan," tandas dia.