berita-hari-ini

Dianggap Gagal Tumpas Perlawanan Hamas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Terancam Digulingkan

Kamis, 16 November 2023 | 14:58 WIB
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel.

“Kita perlu perubahan—Netanyahu tidak bisa terus menjadi perdana menteri. Kita tidak bisa membiarkan diri kita melakukan kampanye berkepanjangan dengan perdana menteri yang tidak dipercaya oleh masyarakat."

Baca Juga: KIM Yakin Menangkan 80 Persen Suara Untuk Prabowo-Gibran di Kabupaten Bogor

Lapid mengatakan dia siap untuk membentuk pemerintahan rekonstruksi nasional yang dipimpin oleh Partai Likud, dengan partai-partai ultra-Ortodoks, Yisrael Beytenu pimpinan Avigdor Liberman, dan Persatuan Nasional pimpinan Benny Gantz.

"Tetapi Netanyahu tidak dapat memimpinnya," tegas Lapid.

Lapid tidak bergabung dengan kabinet perang yang dibentuk enam hari setelah serangan besar Hamas pada 7 Oktober dengan alasan bahwa kabinet tersebut tidak akan dapat berfungsi.

Baca Juga: JogjaROCKarta 2024 hadirkan 'Kreator' Asal Jerman dan 'In Flames' Asal Swedia Sebagai Guest Star

Dia telah berprasyarat untuk bergabung dengan pemerintah setelah tersingkirnya menteri sayap kanan; Bezalel Smotrich, yang memimpin Partai Zionisme Keagamaan, dan Itamar Ben Gvir, pemimpin Partai Otzma Yehudit.

Banyak warga Israel yang menuduh pemerintah Netanyahu melakukan respons yang tidak kompeten dan kacau terhadap krisis ini, termasuk lambatnya reaksi tentara terhadap invasi Hamas, sehingga menyebabkan warga sipil harus membela diri selama berjam-jam.

Kurangnya tindakan pemerintah telah mendorong kelompok masyarakat sipil untuk mengisi kekosongan yang mereka lihat sebagai respons negara yang tidak efektif.

Baca Juga: Profil Musisi Baskara Putra, Asal Usul Nama Hindia hingga Konsernya Viral karena Dianggap Sebarkan Aliran Satanic dan Illuminati

Sementara itu, Partai Likud yang berkuasa mengecam Lapid atas ucapannya, dan menuduhnya berusaha membentuk pemerintahan yang akan mewujudkan negara Palestina.

“Sangat disayangkan dan memalukan bahwa Lapid bermain politik selama perang ketika dia menyarankan untuk menggulingkan perdana menteri yang memimpin kampanye dan menggantinya dengan pemerintahan yang akan mendirikan negara Palestina dan mengizinkan Otoritas Palestina mengendalikan Gaza,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan.

Menanggapi pernyataan Partai Likud, Partai Yesh Atid mengatakan pihaknya telah melewatkan poin yang disampaikan Lapid, yang tidak pernah menyerukan agar partai berkuasa tersebut diganti dalam peran kepemimpinannya di pemerintahan.

Baca Juga: Matt Shadows Tanggapi Kericuhan Konser BMTH di Jakarta, Fans Avenged Sevenfold Janji Jaga Keamanan Konser Mendatang

“Lapid menyarankan pemerintahan yang dipimpin oleh Partai Likud, dengan perdana menteri dari Partai Likud yang bukan Netanyahu. Begitulah cara kita memulai penyembuhan nasional,” bunyi pernyataan Partai Yesh Atid. (*)

Halaman:

Tags

Terkini