METROPOLITAN.ID - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq kembali memberi perhatian khusus terhadap kelestarian alam di hulu Daerah Aliran Sungai atau DAS Ciliwung, Puncak, Kabupaten Bogor, dengan aksi penanaman ribuan pohon.
Kali ini, area Perkebunan Teh PT Sumber Sari Bumi Pakuan (SSBP) Puncak menjadi target penghijauan.
Hanif mengatakan, DAS Ciliwung yang luasnya 47.000 hektare ini merupakan salah satu DAS yang sangat rentan, namun dihuni oleh 3,5 juta orang.
Baca Juga: Aksi Nekat! Maling Motor di Bogor Terekam CCTV, Polisi Sigap Bertindak
"Jadi ini serius, seandainya kemudian curah hujannya meningkat tajam seperti di Sumatera Utara, maka semua kita harus bersiap. Karena dengan hujan yang hanya 140 mm saja, DAS Ciliwung ini sudah menimbulkan banyak korban, baik jiwa maupun harta benda," kata Hanif Faisol kepada wartawan, Jum'
Lanjut Hanif, di Sumatra bagian Utara kemarin, curah hujannya lebih dari 450 mm.
Jadi hampir tiga kali kejadian di Ciliwung. Sehingga, diproyeksikan kondisi iklim di Indonesia tidak kurang daripada itu dan akan banyak terjadi di beberapa tempat.
"Untuk itu, Ciliwung harus terus berbenah dan saya terima kasih kepada jajaran SSBP yang telah mengikuti dokumen lingkungannya dengan melakukan penanaman pohon-pohon berkayu dan berakar tunjang minimal dengan jarak 20X20. Saya harapkan dalam waktu yang segera, pimpinan manajemen SSBP bisa segera memenuhi tuntutan dari dokumen lingkungan ini, sehingga akan mampu meningkatkan kapasitas DAS hulu dari Ciliwung," jelasnya.
Dengan luas 550-an hektar, maka SSBP memiliki peran yang sangat vital untuk melindungi masyarakat yang di bawahnya berjumlah 3,5 juta jiwa.
Menurut Hanif, jumlah tersebut cukup sangat besar, Kalimantan Selatan yang luasnya 3,9 juta hektare, penduduknya tidak sampai 4 juta.
"Jadi ini dengan 46.000 saja penduduknya 3,5 juta," ujar Hanif.
Jika dipertahankan perkebunan teh ini, kata Hanif, maka kaidah lingkungan harus dijaga dengan ketat. Karena dari teh ini dulu mungkin tidak di desain untuk melakukan konservasi terhadap 3,5 juta orang.
Sekarang penduduk sudah berkembang pesat, perkebunan teh ini nilai cover-nya tidak setinggi hutan. Sehingga begitu hujan turun, maka hampir sebagian besar akan turun langsung ke sungai-sungai dan memperburuk terjadinya proses bencana hidrometeorologi, atau kita biasa sebut dengan banjir dan tanah longsor.
"Mudah-mudahan komitmen ini terus ditingkatkan oleh pimpinan dari SSBP. Kita tentu mendukung upaya sepenuhnya dalam membangun ekonomi, namun menjadikan lingkungan sebagai panglima itu sudah merupakan keniscayaan," katanya.