berita-hari-ini

Pengungsi Banjir Garoga Tapanuli Selatan Butuh Pakaian Dalam dan Popok

Senin, 15 Desember 2025 | 20:30 WIB
Tim relawan Gerakan Anak memberikan pengobatan buat korban bencana (Dok Metropolitan)

METROPOLITAN.ID - Kebutuhan mendesak pengungsi korban banjir di wilayah Garoga, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara bukan lagi sekadar makanan dan pakaian, melainkan penampungan sementara serta perlengkapan dasar yang hingga kini masih minim.

Hal tersebut disampaikan Masari Pasaribu, salah satu korban banjir yang juga berstatus ibu rumah tangga.

Masari menyebutkan, bantuan pakaian bekas memang sudah banyak diterima di posko-posko pengungsian.

Baca Juga: Korban Banjir Garoga Masih Menunggu Kepastian Perbaikan Rumah

Namun, bantuan tersebut belum sepenuhnya menjawab kebutuhan harian, terutama bagi perempuan dan anak-anak.

“Buat kami ibu rumah tangga, yang paling penting itu pakaian dalam. Sekarang banyak bantuan pakaian bekas, tapi pakaian dalam hampir tidak ada, apalagi untuk anak-anak. Itu susah dicari,” ujar Masari, Minggu, 14 Desember 2025.

Selain pakaian dalam, kata Masari, kebutuhan mendesak lainnya adalah popok atau diapers serta handuk.

Baca Juga: Rayakan Tahun Baru Lebih Berkesan! Ini 10 Tempat Wisata di Bogor dengan View Kembang Api Paling Aesthetic

Menurutnya, perlengkapan tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan para pengungsi, khususnya balita dan anak-anak.

Masari juga mengungkapkan kekhawatiran terkait persediaan logistik di penampungan yang mulai menipis. Ia menyebutkan, masa tanggap darurat di lokasi pengungsian diperkirakan hanya berlangsung sekitar dua pekan.

“Di penampungan persediaannya sudah mulai menipis. Katanya masa darurat cuma dua minggu. Masyarakat yang kehilangan rumah sekarang mikirnya nanti tinggal di mana,” katanya.

Menurut Masari, hingga saat ini belum ada kejelasan terkait solusi tempat tinggal bagi warga yang rumahnya rusak berat atau hanyut akibat banjir. Ia menilai, penampungan sementara menjadi kebutuhan paling mendesak untuk mengurangi kecemasan para korban.

“Yang paling penting itu penampungan sementara. Masyarakat yang di posko-posko ini mau ditaruh di mana, supaya kekhawatiran mereka berkurang,” ujarnya.

Meski bantuan makanan dan logistik dinilai cukup karena terus berdatangan dari berbagai daerah, persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah utama yang belum terselesaikan.

Halaman:

Tags

Terkini