Minggu, 21 Desember 2025

Kekerasan Seksual Hingga Kematian

- Minggu, 5 Maret 2017 | 00:00 WIB

-
METROPOLITAN -(GettyImages) Laut dan gurun pasir adalah rute berbahaya yang harus dilalui oleh para migran.

Jon, 15 tahun, adalah salah satu anak yang meninggalkan Nigeria ke Libya dengan tujuan akhir ke Italia tanpa didampingi keluarganya.

"Saat ada orang yang mati di gurun pasir, mereka hanya meminggirkan jenazahnya," kata Jon.

Pengakuan anak-anak migran ini diangkat dalam laporan "A Deadly Journey for Children: The Central Mediterranean Migration Route" yang dikeluarkan oleh UNICEF, badan PBB yang melindungi anak-anak.

"Di Nigeria ada Boko Haram, ada kematian. Saya tidak mau mati. Saya takut. Perjalanan saya dari Nigeria ke Libya menakutkan dan berbahaya," ungkap Jon.

Pada September 2016, sekitar 256.000 migran telah diidentifikasi di Libya. Di antara mereka, 11% adalah perempuan dan 9% adalah anak-anak.

Dari 23.102 anak, sepertiganya tidak didampingi orang dewasa.

Namun, angka yang sebenarnya dikhawatirkan berjumlah tiga kali lebih besar.

-
(IFRC MENA) Ratusan migran tewas tenggelam saat mereka mencoba menyeberangi Laut Mediterania dariLibya menuju Italia.

Kondisi di kamp penampungan Libya

Jon, telah berada di kamp penampungan di Libya selama tujuh bulan.

"Mereka memperlakukan kami seperti ayam, mereka memukuli kami, mereka tidak memberi kami air dan makanan layak, mereka mengusik kami, banyak orang meninggal di sini."

Di sebuah negara yang terkoyak akibat pergulatan antara milisi dan pemerintah pusat, pemerintah Libya mengontrol 24 pusat penampungan.

Sedangkan kelompok milisi bersenjata mengontrol kamp tak teridentifikasi mereka dengan jumlah migran yang terlalu banyak untuk ditampung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X