Minggu, 21 Desember 2025

Subhanallah..Inilah Sifat Sederhana Raja Salman

- Rabu, 8 Maret 2017 | 23:00 WIB

METROPOLITAN – Kesuksesan penyambutan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Indonesia tak lepas dari sosok Muchlis Hanafi. Meski mendapat tugas dadakan, dia mampu menjalankannya dengan baik. Selama empat hari Muchlis mendampingi raja Arab Saudi itu dengan Presiden Jokowi.

AKHIR Februari lalu, tiba-tiba handphone Muchlis Hanafi berdering Rupanya, yang menelepon adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Dia diminta Pak Menteri ikut menyambut kedatangan Raja Salman dan rombongan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

”Saya diminta mendampingi beliau (Menag Lukman Hakim, Red),” ujar kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kemenag itu di kantornya, kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Esoknya, sesuai dengan perintah, Muchlis berangkat ke Bandara Halim Perdanakusuma untuk menemui atasannya di ruang tunggu VVIP. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berada di ruangan tersebut.

Selain dari Indonesia, tampak pula salah seorang menteri dari Kerajaan Arab Saudi. Menteri itu berusaha berbincang dengan Presiden Jokowi, tetapi tidak ada penerjemah di antara keduanya. Muchlis pun bergerak cepat membantu menjadi penerjemah untuk kedua pihak.

”Saya menjadi penerjemah dadakan yang tidak masuk tim yang sudah disiapkan Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Arab Saudi,” papar ayah empat anak tersebut.

Saat pesawat Raja Salman mendarat, Presiden Jokowi dan para pejabat keluar dari ruang tunggu dan menuju tempat penyambutan. Saat itulah tiba-tiba presiden memanggil Muchlis untuk mendampinginya.

Setelah penyambutan di bandara selesai, presiden dan raja menuju ke Istana Bogor. Tak dikira, Muchlis naik semobil dengan Raja Salman dan Menteri Lukman Hakim. ”Saya di kursi depan,” tutur doktor lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, itu.

Di dalam mobil Mercedes-Benz S600 Limousine yang membawa Raja Salman ke Istana Bogor, Muchlis bisa mendengarkan percakapan raja berusia 81 tahun itu dengan Menteri Lukman. Muchlis sempat mengira Raja Salman akan banyak diam selama perjalanan. Kenyataannya, justru Raja Salman-lah yang lebih aktif mengajak berbicara daripada Menag.

”Raja Salman sangat humanis.” Itulah kesan yang diperoleh Muchlis.

Raja yang juga dijuluki khadimul haramain (penjaga dua Tanah Suci) itu baru berhenti bercerita ketika rombongan tiba di Istana Bogor. Raja sangat kagum melihat begitu hangatnya warga di sepanjang jalan yang menyambut kedatangannya.

Sesampai di Istana Bogor, tugas Muchlis hari itu selesai. Sebab, Kemenlu sudah menyiapkan penerjemah, baik saat jamuan makan maupun ketika acara penandatanganan naskah kerja sama bilateral kedua pemerintah.

Hari kedua, Muchlis sudah stand by di Hotel Raffles, Jakarta, tempat menginap Raja Salman. Dia lantas ikut rombongan raja menuju gedung DPR. Gedung Nusantara sudah penuh sesak oleh para undangan.

Ketua DPR Setya Novanto (Setnov) menyambut Raja Salman di depan gedung kura-kura. Saat itulah Muchlis kembali bertugas menjadi penerjemah. Dia selalu mendekat kepada Raja Salman agar yang dikatakan sang raja bisa dia terjemahkan dengan baik dan benar. Begitu pula sebaliknya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X