Senin, 22 Desember 2025

Sepak Terjang Febri Hariyadi, Bintang Sepakbola Muda Indonesia

- Kamis, 22 Maret 2018 | 14:59 WIB

-

Metropolitan - Setahun silam, 21 Maret 2017, Febri Hariyadi berhasil mewujudkan impiannya berlaga bersama Tim Nasional Indonesia. Tapi, saat itu, Febri harus menerima kenyataan pahit jika debutnya bersama Timnas U-23 dinodai kekalahan usai dihajar Myanmar dengan skor 1-3 di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor.

Selepas laga, Febri tak menampik bila ia merasa kecewa dengan hasil tersebut. Akan tetapi, kekalahan itu menjadi api motivasi baginya untuk terus memperbaiki dan dapat memberikan yang terbaik Timnas di kemudian hari.

Dan, tepat satu tahun setelah mengawali perjalanan bersama Timnas Indonesia itu, semuanya berbalik. Kekalahan berubah menjadi kemenangan. Kekecewaan berbuah menjadi kebahagian.

Ya, Febri menjadi bintang kemenangan Timnas U-23 dalam uji tanding internasional melawan Singapura U-23 di Stadion Nasional Singapura pada Rabu (21/3/2018) kemarin. Kemenangan yang tampak seperti kado indah untuk perayaan satu tahun Febri berseragam Garuda di dada. Peringatan itu dikemasnya dengan mencetak sebuah gol roket jarak jauh serta melepaskan 2 assist.

Kendati demikian, di balik hasil manis itu, terselip perjuangan besar yang dicurahkan Febri ketika menyusuri jalan terjal untuk menggapai cita-citanya sebagai pesepakbola profesional. Lahir dari keluarga yang mencintai sepak bola, Febri sudah akrab dengan si kulit bulat sejak kecil.

Febri mulai menekuni, belajar, dan mengenal sepak bola lebih jauh ketika bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Pro UNI Bandung. Di sana, Bow -demikian Febri disapa- mengasah kemampuannya dalam mengolah bola.

Pada 2013, Febri mendapatkan kesempatan besar untuk terus mengejar cita-citanya. Pada tahun tersebut, Febri bergabung dengan Diklat Persib. Diklat yang dibentuk demi mencetak pemain muda bertalenta menjadi pemain yang berkualitas. Di bawah asuhan pelatih Jaino Matos, Febri terus belajar tentang sepak bola dan berkembang.

Jalan Febri menuju kesuksesan memang tak mudah. Tapi, ia selalu diberikan kesempatan lewat hal-hal yang tak terduga. Seperti regulasi yang diterapkan dalam ajang Piala Jenderal Sudirman 2015: setiap klub wajib memainkan dua pemain U-21.

Kala itu, Febri dipanggil oleh Djajang Nurdjaman untuk memperkuat Persib dan diberi menit bermain yang banyak. Kesempatan itu lantas tak disia-siakan oleh pemain kelahiran Bandung ini.

Di atas lapangan, Febri mampu memebelalakkan mata Bobotoh yang melihatnya baik di tribune penonton atau dari televisi lewat aksi individunya yang ciamik. Tak hanya itu, kepercayaan yang telah disematkan kepadanya dibayar tuntas lewat gol ke gawang Persela Lamongan di Stadion Delta Sidoarjo.

Gol tersebut sekaligus menandakan perjalanan Febri bersama Persib akan dimulai. Sejak itu pula, Febri dianggap sebagai pemain masa depan Persib.

Sanjungan kepadanya tak membuat Febri menjadi besar kepala. Baginya, dengan usia yang masih muda, yang perlu dilakukannya hanyalah berlatih.

Namun, Febri tak bisa menampik, kehadirannya saat itu seperti oase di padang pasir. Ya, Persib selalu gagal memunculkan pemain hasil didikannya sendiri.

Kariernya bersama Persib terus belanjut. Musim 2016, Febri menjadi bagian dari skuat Persib untuk mengarungi Indonesia Soccer Champhionship (ISC). Memang, saat itu, Febri lebih banyak duduk di bangku cadangan karena kalah bersaing dengan pemain macam Zulham Zamrun dan David Laly. Akan tetapi, kesempatan dari hal-hal terduga kembali menyertainya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X