Entah apa yang merasuki Euis, disaat tembok runtuh mulai tanpa sadar Euis bangun dari tempat tidurnya dan segera berlari keluar untuk menyelamatkan diri.
"Ini kaki empat tahun semenjak saya jatuh sudah tidak bisa bergerak.
Tapi pas kejadian, nggak tahu gimana saya bisa lari keluar rumah," kata Euis dengan gumpalan air mata di pelupuk matanya.
Euis terheran-heran atas kejadian yang ia alami, ia kaget dan pasrah atas nyawanya.
Tetapi, ia masih bisa menyelamatkan diri.
Empat tahun sudah ia dibantu bergerak kesana kemari dibopong oleh suami atau anaknya.
Tetapi di hari yang mengerikan itu, kekuatan ajaib merasuki tubuh Euis.
"Ini kuasa dari Allah SWT. Saya nangis di luar rumah. Setelah kejadian kaki saya langsung lemes lagi. Nggak lama suami saya datang membantu," ucapnya.
Empat hari sudah berlalu sejak kejadian itu, kini Euis tinggal bersama keluarganya di tenda pengungsian.
Saat ini Euis sudah menerima penanganan medis oleh tim relawan Gerakan Anak Negeri (GAN) yang membuka posko kesehatan di dekat rumahnya.
Menurut Relawan Dokter GAN, dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bogor, Dokter Suparno, fenomena Euis yang lumpuh karena Stroke dikarenakan adanya efek psikis dari otaknya yang mengharuskan dirinya menyelamatkan diri.
Sehingga, kedua kakinya mendapatkan reflek yang spontan.
"The power of kepepet aja itu mah, hal seperti itu wajar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya," kata Suparno.
Dari hasil pemeriksaan, tensi darah dari Euis memang menunjukan pengidap darah tinggi yang mengakibatkan dirinya mengalami stroke selama empat tahun.
"Saya sudah beri obat sesuai dengan sakitnya. Sama arahan untuk menjaga makan, supaya tensi darahnya bisa turun," pungkas Suparno. (far/c/ryn)