METROPOLITAN.id - Komoditi pisang nangka merupakan salah satu komoditas pangan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Komoditas ini bahkan sering menjadi bahan olahan saat bulan Ramadhan tiba sebagai salah satu pangan pembuka.
Mengingat kandungan gizi pisang nangka yang cukup tinggi, potensi pemanfaatan pisang nangka menjadi tepung sebagai bahan baku produk pangan menjadi terbuka lebar. Tepung pisang nangka memiliki manfaat yang cukup banyak sebagai bahan baku produk pangan, hanya sayangnya potensi ini belum dikembangkan secara optimal.
Pada Minggu, 22 Januari 2022, Yayasan IBEKA bekerja sama dengan PT Link Net Tbk, mengadakan pelatihan bagi warga Desa Cintamekar, Kecamatan Serang Panjang, Kabupaten Subang. Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah menjadikan masyarakat berdaya dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, yaitu proses pengembangan potensi lokal berupa pisang.
Baca Juga: Lewat Bimtek Ini Yayasan IBEKA Ingin Wujudkan Kemandirian Petani
Upaya diversifikasi komoditi pisang jenis pisang nangka menjadi tepung dan berbagai olahan dapat memberikan nilai tambah dan nilai jual.
Pelatihan ini dibuka Direktur Eksekutif IBEKA, Sapto Nugroho. “Di lingkungan kita terdapat sumber daya lokal yang berlimpah, seharusnya mampu secara mandiri menghasilkan pangan, sayangnya belum ada kesadaran akan kebutuhan pangan secara mandiri," katanya.
Sapto berharap awal dari pelatihan ini menjadi suatu nilai tambah bagi semua, khususnya warga Desa Cintamekar.
Baca Juga: Yayasan IBEKA Ikut Ambil Bagian di Acara Forum Investasi G20
"Pelatihan ini merupakan salah satu usaha kami bersama dengan PT Link Net Tbk untuk memberdayakan masyarakat sehingga tercipta kemandirian, kreatifitas, peluang usaha, dan nilai lebih dari usaha pengolahan sumber daya lokal,” ujar Direktur Eksekutif IBEKA lebih lanjut.
Kegiatan berikutnya adalah pengolahan pisang menjadi simplisia dan proses pembuatan tepung pisang, dengan menggunakan alat sederhana. Sehingga ibu-ibu peserta pelatihan bisa membuatnya di rumah.
“Pisang yang biasanya dijual tanpa diolah, padahal bisa memberikan nilai tambah bila diolah terlebih dahulu, salah satu caranya dibuat menjadi tepung pisang dengan menggunakan alat-alat sederhana sehingga ibu-ibu dapat melakukan nya di rumah," ujar Riska, yang mengajarkan peserta pelatihan.
Baca Juga: Tugas Utama Pantarlih Pemilu 2024 Lakukan Coklit, Apaan Tuh?
Peserta pelatihan yang didominasi oleh ibu-ibu Desa Cintamekar ini mengolah pisang menjadi tepung pisang. Selanjutnya adalah praktik pengolahan tepung pisang menjadi olahan hard cookies dan soft cookies yang berbahan dasar tepung pisang.
Produk cookies merupakan produk diversifikasi yang memanfaatkan bahan baku tepung pisang nangka dan berbagai bahan lokal lainnya, diharapkan dapat memberikan nilai tambah lebih pada olahan tepung pisang nangka.
