Jokowi mengungkapkan setiap tahun kemacetan di Jabodetabek dan Bandung menyebabkan kerugian negara lebih dari Rp 100 triliun. Angka itu terus bertambah dari saat Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"MRT, LRT dan Kereta Cepat. Kalau semua diintegrasikan, dengan kereta bandara, dengan TransJakarta, ini akan bagus sekali, mengurangi kemacetan di Bandung dan di Jabodetabek. Karena tadi saya sampaikan kan setiap tahun kita tuh rugi lebih dari Rp 100 triliun karena kemacetan, karena polusi, di Bandung dan Jakarta, Jabodetabek," kata dia.
"Zaman saya gubernur itu Rp 65 triliun dihitung. Sekarang sudah lebih dari Rp 100 triliun," imbuh Jokowi.
Baca Juga: ABG Kemang Bogor yang Tenggelam di Kali Cisadane Akhirnya Ditemukan
7. Kereta Cepat Dipastikan Aman
Jokowi menjamin Kereta Cepat Jakarta-Bandung aman. Jokowi mengatakan kereta cepat yang ada di Indonesia menggunakan teknologi yang sama seperti kereta cepat di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China.
"Ini kan juga dibuat di RRT," kata Jokowi. Jokowi menjawab pertanyaan 'dengan teknologinya yang canggih, bagaimana safety atau keamanan Kereta Cepat?'.
Baca Juga: Gelar 6th Asian Short Course, SEAMEO BIOTROP Kerjasama Bareng ISAAA Bahas Isu Bioteknologi
Sebagai informasi, Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini dibuat oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian Tiongkok melalui Beijing Yawan HSR Co.Ltd.
Jokowi mengatakan China sudah berpengalaman membangun kereta cepat. Menurutnya, pihak China sudah ahli dalam hal tersebut.
"Itu tidak hanya 10-20 kilo, sudah 48 ribu kilometer. Mereka kan expert di situ," ujarnya. (*)